Sering Salahkan Anak, Justru Membuat Anak Tertutup pada Orang Tua

30 Juni 2020, 13:05 WIB
ILUSTRASI anak.* /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI – Setiap orangtua pasti memiliki pola asuh yang berbeda terhadap anak-anaknya.

Ada orang tua yang mengasuh anaknya dengan kelembutan penuh kasih sayang, namun tidak sedikit pula orang tua yang memilih hampir setiap hari memarahi anaknya.

Marah adalah sebuah kondisi yang wajar dan sangat manusiawi, karena marah merupakan salah satu bentuk emosi dasar seseorang.

Baca Juga: Tidak Ingin Putar Balik? Selain SIM Dan KTP, Keluar Masuk Jakarta Harus Bawa SIKM

Namun, apabila marah diekspresikan dengan cara berlebihan, akan menjadi tidak wajar dan cenderung menimbulkan tindakan fisik seperti, mencubit, memukul, dan tindakan fisik lainnya.

Seperti yang kita ketahui, sikap orang tua sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak. Sebagaimana dikutip Ringtimes Banyuwangi, dalam postingan yang diunggah akun Instagram @rebahansehat pada 27 Juni 2020.

Perlakuan yang tidak baik pada anak, apalagi secara berlebihan, bisa berdampak pada psikis anak, baik sekarang maupun di kemudian hari.

Baca Juga: Pelamar Pendidikan Kedinasan Tahun 2020 Tembus 160.189 Orang

Salah satu sikap orangtua yang dapat mempengaruhi anak adalah seringnya menyalahkan anak atas apa yang ia perbuat.

Hal yang sering dilakukan orang tua adalah mengoreksi perilaku anak secara berlebihan, memarahi, atau bahkan menuduh anak atas kesalahan yang belum tentu dia perbuat.

Padahal, setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda, sesuai tipikal karakter masing-masing.

Baca Juga: Semua Pihak Harus Beri Dukungan 25 Kabupaten/Kota Beresiko Tinggi Covid-19

Oleh karena itu, anak yang sering disalahkan secara terus menerus, akan cenderung tidak percaya diri dan tidak terbuka terhadap orang tua.

Sehingga, anak bisa saja menjadi sosok yang memiliki dua kepribadian yang berbeda. Yakni di tengah keluarga, dan di luar rumah.

Contohnya, saat anak berada di luar rumah, ia akan menjadi sosok yang rajin, punya rasa ingin tahu dan sebagainya. Namun, saat anak berada di rumah, ia akan berubah menjadi anak yang pemalas dan cenderung menyembunyikan keinginannya karena enggan untuk dikomentari, disalahkan, atau bahkan dimarahi.***

Editor: Firda Marta Rositasari

Tags

Terkini

Terpopuler