Fakta Mengejutkan, Tingkat Kemiskinan Sangat Berpengaruh Terhadap Kecerdasan Anak

- 12 Desember 2020, 14:00 WIB
Lingkungan sosial dan tingkat kemiskinan serta latar belakang orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.*
Lingkungan sosial dan tingkat kemiskinan serta latar belakang orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.* /pixabay/2081671

Studi neuroimaging terbaru dari laboratorium saya telah mempelajari hubungan antara kemiskinan dan perkembangan otak.

Dalam studi cross-sectional terhadap enam puluh anak usia 5-17, dalam studi tersebut para peneliti mengamati perbedaan volume otak (salah satu komponen ukuran otak), pada amigdala dan hipokampus, yang secara luas dianggap bertanggung jawab atas pemrosesan emosi dan memori.

Hasilnya, anak yang pengasuh utamanya (orang tua) menerima pendidikan yang lebih lebih rendahmemiliki volume amigdala yang lebih besar, sementara pendapatan keluarga yang lebih rendah dikaitkan dengan volume hipokampus yang lebih kecil. 

Baca Juga: Asam Urat Menyerang? Cukup Lakukan 3 Langkah Mudah Pengobatan dengan Baking Soda Berikut Ini

Seiring bertambahnya usia anak-anak, variabel SES tampaknya lebih berpengaruh pada wilayah yang bertanggung jawab atas bahasa, menunjukkan bahwa perbedaan dalam lingkungan emosional anak dan paparan linguistik mungkin menjelaskan perbedaan dalam struktur otak. 

Studi yang lebih besar menemukan bahwa pendapatan keluarga yang lebih rendah dikaitkan dengan bahasa, fungsi emosional, dan kontrol impuls.

Meski begitu, harapan tidak hilang bagi remaja dari latar belakang yang kurang beruntung. Sejumlah studi pencitraan selama dua dekade terakhir telah menetapkan bahwa otak yang sedang berkembang sangatlah plastik, atau dapat berubah.

Oleh karena itu, lintasan perkembangan dapat dibentuk kembali dengan cara-cara positif yang dapat berlangsung hingga usia remaja.

Baca Juga: Tes Kepribadian, Punya 5 Karakter Ini? Berarti Anda Layak Dikategorikan sebagai Pemimpin

Kita tahu bahwa pada usia enam tahun, otak sudah berada pada 95 persen volume puncaknya tetapi bagaimana wilayah otak itu belajar berkomunikasi masih dapat dibentuk sejak dini.

Halaman:

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Psychologi Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah