3 Cara Sederhana untuk Mendeteksi Penipuan dan Kebohongan Seseorang Menurut Psikolog

- 12 Desember 2020, 19:30 WIB
Ketahui 3 cara mendeteksi penipuan dan kebohongan pada lawan bicara.*
Ketahui 3 cara mendeteksi penipuan dan kebohongan pada lawan bicara.* /Geralt/Pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI - Meningkatkan beban kognitif pembohong meningkatkan kemungkinan mendeteksi peniupuan. Orang yang jujur ​​hanya menyampaikan kebenaran dan membutuhkan sedikit proses kognitif.

Sebaliknya, pembohong mengalami peningkatan dalam proses kognitif karena pembohong harus mengingat sekumpulan fakta yang dibuat-buat.

Selain itu, pembohong harus mengontrol perilaku verbal dan nonverbal mereka serta memantau perilaku verbal dan nonverbal dari target kebohongan untuk memastikan bahwa cerita tersebut dipercaya.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Selama peningkatan beban kognitif, pembohong sering membocorkan indikator penipuan verbal, nonverbal, dan paralinguistik.

Ringtimesbanyuwangi.com melansir psychologytoday.com pada 12 Desember 2002, Studi penipuan saat ini memperkenalkan aktivitas yang menambah beban kognitif tambahan untuk memicu kebocoran yang menandakan penipuan. 

Kebocoran didefinisikan sebagai isyarat apa pun yang ditunjukkan oleh orang yang diwawancarai yang dapat menunjukkan bahwa orang yang diwawancarai itu menipu. 

Baca Juga: 7 Ciri-ciri Anak Berbakat Sejak Kecil, Kemampuan Berbicara Salah Satu Tandanya

Tanda-tanda kebocoran karena beban kognitif yang diinduksi termasuk ketidakpastian, ketidakjelasan dalam detail naratif, latensi respons yang diwakili oleh seringnya jeda, condong ke belakang, dan menyandarkan kepala dan badan menjauh dari pewawancara. 

Tiga teknik sederhana berikut meningkatkan beban kognitif.  

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Psychology Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x