Berikut Makanan yang Bisa Menambah Energi

RINGTIMES BANYUWANGI - New normal akan segera diterapkan pemerintah. Hal tersebut  tentu akan membuat Anda kembali bisa berkegiatan di luar rumah setelah sekian lama melakukan karantina mandiri.

Namun, sebelum melakukan beberapa kegiatan akan terasa lelah karena sudah terbiasa tidak melakukan berbagai aktivitas di luar rumah.

Oleh karena itu, dalam melawati hari-hari dengan semangat dan penuh energi perlu asupan makanan yang menambah energi agar tidak mudah lelah.

Baca Juga: Dunia musisi kembali Berduka, Benny Likumahuwa meninggal dunia

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Lifehack, berikut 6 makanan penambah energi yang bisa dikonsumsi agar semangat sambut new normal..

1. Kafein

Kopi dan teh dapat menstimulasi sistem saraf pusat sehingga meningkatkan fungsi otak.

Kafein dikatakan dapat mempengaruhi beberapa neurotransmiter yang dapat meningkatkan suasana hati, reaksi, dan energi.

2. Coklat Hitam

Cokelat hitam mengandung kafein dan theobromine yang keduanya membantu meningkatkan energi.

Semakin gelap cokelat, semakin sedikit gula dan semakin banyak energi yang meningkatkan potensi yang dimilikinya. Anda dapat memakan cokelat untuk menambah semangat.

3. Yogurt

Yogurt memiliki protein dalam jumlah tinggi yang dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga rasa lapar tidak akan mengganggu konsentrasi.

Kandungan lemak dalam yogurt juga cenderung membuat kenyang dan mengurangi asupan makan.

Baca Juga: Dikabarkan Menteri Agama Tarik Ucapan Soal Batalkan Haji?, Cek Fakta

4. Salmon

Ikan salmon mengandung asam lemak omega yang dikatakan dapat meningkatkan fungsi otak dan mengurangi kelelahan.

Salmon juga mengandung vitamin B dan protein yang dapat membantu mempertahankan energi sepanjang hari.

5. Ceri

Ceri adalah sumber melatonin lain yang sangat baik, yang dapat membantu Anda mendapatkan tidur malam yang lebih baik agar Anda tetap segar sepanjang hari.

6. Teh Hijau

Jenis teh ini mengandung beberapa kafein yang dapat meningkatkan energi. Teh hijau juga dikaitkan dengan pengurangan 30 persen risiko terkena kanker payudara. (Ririn Nur Febriani)