“Kita dapat memberikan kesimpulan tidak ada hubungan dengan COVID-19,” kata Dr. Markus Buchfellner, seorang dokter penyakit menular pediatrik di University of Alabama di Birmingham dilansir dari Times pada Jum’at, 6 April 2022.
Dengan pengujian PCR, enam dari pasien Alabama ternyata positif untuk virus Epstein-Barr (EBV), tetapi mereka negatif untuk antibodi terhadap virus yang menunjukkan bahwa infeksi tidak akut.
Baca Juga: XE Varian Baru Ocmiron Lebih Menularkan dan Diduga Terdapat 2 Varian Baru Lainnya
EBV dapat dikaitkan dengan hepatitis A, tetapi itu bukan jenis hepatitis yang dimiliki pasien di Alabama. Para dokter Alabama juga mengesampingkan penyakit autoimun.
Saat ini WHO berhipotesis alasan adanya kasus peradangan hati yang sampai saat ini masih diselidiki karena masih rendahnya tingkat sirkulasi terhadap adenovirus selama karantina pandemi.
Hal ini yang membuat sistem kekebalan anak-anak tidak siap untuk bereaksi terhadap virus itu.
Pendapat dari Inggris Raya
Badan Keamanan Kesehatan Inggris sedang mencari kemungkinan bahwa anak-anak yang terkena dampak hepatitis mungkin memiliki riwayat terkena penyakit COVID-19 di masa lalu dan hal itu mempengaruhi sistem kekebalan mereka atau membuat mereka lebih rentan terhadap hepatitis. Tetapi penelitian ini bersifat pendahuluan.
Baca Juga: Gejala dan Tips Mengatasi Alergi Dingin atau Biduran Menurut Dr Saddam Ismail
Selain menyerang anak kecil, orang tua harus mewaspadai penyakit hepatitis.