Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Bahan pangan nabati, baik sayur, umbi, dan kacang-kacangan, dikenal mengandung berbagai sumber karbohidrat, protein, serat dan vitamin yang baik untuk menutrisi tubuh.
Akan tetapi, selain mengandung banyak gizi, ada beberapa bahan pangan nabati yang mengandung senyawa anti gizi.
Berlawanan dengan kerja senyawa gizi, senyawa anti gizi merupakan senyawa beracun yang apabila dikonsumsi dapatmenyebabkan terhambatnya penyerapan zat gizi di dalam tubuh.
Baca Juga: Hana Hanifah Ramai Dihujat Netizen, Diora Dior : Jangan Terlalu Menghujat Dia, Dia Anaknya Baik
Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, berikut ini merupakan bahan pangan nabati yang mengandung senyawa anti gizi:
Kentang
Senyawa anti gizi yang terdapat didalam kentaang bernama Solanin. Biasanya, kentang yang mengandung senyawa anti gizi ini ditandai dengan tunas yang sudah tumbuh pada permukaan kentang itu.
Jadi, jika menjumpai kentang yang sudah bertunas sebaiknya dihindari dan tidak dikonsumsi. Apabila dikonsumsi senyawa ini akan menyebabkan gangguan saraf
Buah jengkol
Meskipun jengkol memiliki bau yang sedikit tajam menjadikan jengkol sebagai salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Saat Pandemi Covid-19, Pemprov Jabar Keluarkan Protokol Kesehatan Idul Adha 2020
Akan tetapi, apabial sering dikonsumsi dengan takaran berlebih senyawa anti gizi yang bernama asam jengkolat pada jengkol dapat menyebabkan penyumbatan saluran seni dan kerontokan pada rambut. Jadi sebaiknya makan jengkol secukupnya saja.
Ketela pohon, atau Singkong
Singkong merupakan umbi-umbian yang sering dijumpai dalam produk olahan makanan. Baik untuk dikonsumsi bagian umbinya maupun daunnya.
Tetapi, pernahkah kita tahu jika singkong memiliki senyawa anti gizi bernama sianogen?
Pengolahan yang tidak tepat akan menimbulkan keracunan HCN atau asam sianida jika dikonsumsi.
Baca Juga: Berikut Tanda – Tanda Akhir Zaman yang Membuat Gus Baha’ sampai Menangis
Ketiga bahan pangan tersebut cukup sering dijumpai dalam produk olahan pangan yang sering kita konsumsi. Dangan ini, setidaknya kita lebih sadar akan bahan pangan yang kita konsumsi setiap hari.
Untuk itu kita harus lebih waspada dan jeli untuk memilih bahan pangan yang memiliki kualitas bagus dan memberikan jeda atau tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya.***
