Beropini Tentang Indonesia, YouTuber Jerome Polin: Aku Ingin jadi Menteri Pendidikan

5 Agustus 2021, 12:05 WIB
Jerome Polin sijabat saat menyampaikan opini di unggahan video kanal youtube-nya /Tangkapan Layar Youtube/Nihongo Mantappu

RINGTIMES BANYUWANGI – Jerome Polin adalah seorang Youtuber muda yang mengaku ingin menjadi Menteri Pendidikan.

Jerome Polin beropini mengenai pendidikan di Indonesia sehingga ia bermimpi ingin memiliki kontribusi untuk negaranya.

Pemuda asal Surabaya Jerome Polin itu menyampaikan opini mengenai Pendidikan di Indonesia melalui unggahan video di kanal Youtube-nya.

Dilansir dari Kanal Youtube Nihongo Mantappu, pada Kamis 5 Agustus 2021, Jerome Polin beropini sesuai dengan pengalamannya tentang pendidikan di Indonesia berkenaan dengan beberapa hal.

Baca Juga: Gaya Belajar yang Paling Diminati Siswa, Guru Harus Tahu Ini

Di antaranya adalah peningkatan skill siswa, waktu belajar siswa, gaji dan kualitas guru.

Beberapa waktu sebelum video opininya diunggah, Jerome sempat melihat sebuah unggahan foto di media Instagram.

Unggahan tersebut berisi tentang lomba game yang berhadiah Rp100 juta. Hadiah sebesar itu sungguh membuatnya terkaget tidak menyangka.

Hadiah sebesar itu pasti banyak peserta yang mendaftar dan beradu skill.

Jerome Polin seakan tidak percaya dan merasa miris mengapa uang sebesar itu tidak diperuntukkan untuk perlombaan pelajaran saja.

Ia adalah anak olimpiade selama masa sekolah. Ia pun mengaku bahwa hadiah paling besar yang pernah didapatkan hanyalah Rp7 juta, dan harus dibagi menjadi tiga dalam satu tim.

Sebab adanya unggahan lomba game tersebut, Mahasiswa Jurusan Matematika Terapan di Jepang itu berpikir mengenai peningkatan skill siswa di Indonesia dengan mengadakan olimpiade yang berhadiah ratusan juta rupiah juga.

Baca Juga: Pelajar Kurang Mampu di Banyuwangi akan Difasilitasi Saat PPDB

Apabila di Indonesia sering diadakan lomba pelajaran dengan hadiah yang sangat menggiurkan seperti hadiah lomba game, Ia dapat memastikan pelajar Indonesia akan sangat berminat.

Menurutnya, semakin banyak siswa yang berminat, maka semakin ketat pula suatu persaingan.

Dengan demikian, para siswa pasti akan saling meningkatkan skill mereka agar dapat memenangkan lomba. Sehingga Indonesia pasti akan selalu melahirkan sumber daya manusia yang unggul.

“Kalau aku bisa berkontribusi untuk Pendidikan Indonesia, aku akan mengadakan lomba dengan hadiah yang besar, sebagai upaya peningkatan skill siswa Indonesia,” ujar Jerome.

Menurutnya, waktu belajar siswa Indonesia lebih banyak daripada waktu belajar siswa di Jepang. Jerome juga bertanya kepada temannya tenta berapa lama waktu siswa di Jepang bersekolah.

Siswa Jepang memulai sekolah pada pukul 09.00 atau 09.30 dan selesai sekitar pukul 03.00 atau 03.30 waktu setempat.

Baca Juga: 5 Kampus Termahal di Indonesia, Standar Internasional

Sedangkan Jerome Polin juga menyampaikan kepada temannya bahwa saat bersekolah ia masuk pelajaran mulai pukul 06.30 WIB dan pulang di waktu yang sama dengan sekolah di Jepang. Waktu belajar selama itu, belum dengan waktu les pelajaran dan pekerjaan rumah.

Menurutnya, waktu belajar sekolah di Indonesia terlalu lama. Hal itu dapat menyebabkan siswa bosan dan lelah.

Apabila sudah lelah, maka siswa tidak dapat menyerap materi dengan sempurna ke dalam otaknya. Hal itu tentu memengaruhi kualitas siswa.

Profesi pengajar di Jepang merupakan salah satu profesi paling diminati.

Pasalnya gaji pengajar sangat tinggi dan dapat menjamin kesejahteraan selama hidup. Gaji untuk guru sebesar Rp38 juta, dan Rp80 juta per bulan.

Menurut Jerome, gaji yang tinggi tentu sangat mempengaruhi kualitas pengajar khususnya guru. Ia beropini mengenai bahwa gaji guru di Indonesia sangat rendah, khususnya bagi guru honorer.

Baca Juga: Beasiswa S2 untuk Guru, Segera Mendaftar Sebelum Terlambat

Apabila gaji guru Indonesia jauh ditinggikan, ia dapat memastikan bahwa persaingan menjadi guru akan tinggi.

Ketika persaingan guru sangat tinggi, maka setiap calon guru pasti akan mempersiapkan skill terbaiknya. Sehingga tumbuhlah guru-guru sengan kualitas yang baik.

“Jika aku jadi menteri pendidikan, salah satu upayaku adalah meningkatkan gaji guru, agar kualitas guru juga baik,” tutur Jerome.

Siswa lulusan SMAN 5 Surabaya itu, selalu mengingat perkataan gurunya PPKN bahwa kunci kemajuan suatu negara dalah pembangunan, kunci pembangunan adalah pendidikan, kunci dari pendidikan adalah guru, tidak kan ada pembangunan tanpa pendidikan yang baik, tidak aakn ada pendidikan yang baik tanpa guru yang baik.

“Jika kualitas guru baik, pasti akan menghasilkan siswa yang berkualitas, maka pendidikan di Indonesia pasti akan baik juga, dengan demikian Indonesia dapat menghasil sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, Sehingga Indonesia bisa jadi negara maju dan disegani negara lain,” tutupnya.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler