15 Paspor Terkuat di Dunia, Peringkat Berubah Akibat Perang Rusia Ukraina

14 April 2022, 20:25 WIB
Ilustrasi paspor. /Agus Dietrich/Unsplash/

RINGTIMES BANYUWANGI – Setiap tahun Henley Passport Index menyoroti kekuatan paspor masing-masing setiap negara.

Tahun ini, beberapa negara terkena dampaknya akibat pergerseran geopolitik negara yang sedang berseteru. Terlebihnya, sanksi yang dihembuskan setiap negara akan mempengaruhi tingkat kekuatan paspor.

Henley Passport Index merupakan organisasi  yang biasa memeringkat paspor dunia berdasarkan jumlah tujuan yang dapat diakses oleh pemegangnya tanpa visa sebelumnya, disusun menggunakan data resmi dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional.

Baca Juga: Sekardus Mie Instan di Shanghai Mencapai Rp900 Ribu Akibat Lockdown

Ada sedikit perubahan pada 10 paspor paling kuat di dunia jika dibandingkan dengan peringkat terakhir yang dirilis pada Januari.

Jepang dan Singapura terus menduduki nomor satu dalam peringkat, dengan pemegang dapat mengakses 192 tujuan di seluruh dunia tanpa visa.

Jerman dan Korea Selatan masih menempati posisi kedua, dengan skor bebas visa/visa-on-arrival sebanyak 190.

Sementara Finlandia, Italia, Luksemburg dan Spanyol menduduki tempat ketiga, dengan pemegang paspor dari negara-negara ini dapat mengakses 189 tujuan di seluruh dunia.

Baca Juga: 5 Makanan Indonesia yang Berharga Mahal di Luar Negeri

Inggris sekarang duduk di tempat kelima, dengan skor 187, dengan AS satu tempat di belakang dengan skor 186.

Adapun indeks terbawah diduduki oleh negara Afghanistan karena warganya saat ini hanya dapat mengakses 26 tujuan bebas visa.

UEA telah mempertahankan tempatnya di nomor 15, tempat tertinggi yang dicapai oleh ekonomi terbesar kedua di dunia Arab sejak indeks diluncurkan pada tahun 2006.

Pemegang paspor UEA dapat memasuki 175 tujuan di seluruh dunia tanpa visa, menurut indeks, yang memiliki peringkat kekuatan 199 paspor.

Adapun urutan paspor paling kuat di dunia berdasarkan Henley and Partners yaitu:

Baca Juga: 4 Makanan Paling Mahal di Dunia, Salah Satunya Pizza Louis 13

1. Jepang / Singapura

2. Jerman / Korea Selatan

3. Finlandia / Italia / Luksemburg / Spanyol

4. Austria / Denmark / Belanda / Swedia

5. Prancis / Irlandia / Portugal / Inggris

6. Belgia / Selandia Baru / Norwegia / Swiss / Amerika Serikat

7. Australia / Kanada / Republik Ceko / Yunani / Malta

8. Hongaria

Baca Juga: 7 Fakta Gelap Tentang Lumba-Lumba, Tidak Selalu Lucu dan Polos

9. Lituania / Polandia / Slovakia

10. Estonia / Latvia / Slovenia

11. Islandia

12. Malaysia

13. Lichtenstein

14. Siprus

15. UEA

Perubahan Peringkat Bagi Kedua Negara yang Sedang Bergejolak

Pembaruan terakhir untuk indeks menunjukkan bahwa Ukraina saat ini memiliki skor bebas visa/visa on arrival 143, rekor naik tertinggi untuk negara tersebut yang sekarang menempati peringkat ke-34 dalam indeks.

Baca Juga: 3 Hewan Bisa Bergerak Setelah Dipotong Badannya Jadi Beberapa Bagian, Salah Satunya Ular

Hal itu berarti Ukraina naik sebanyak 26 peringkat yang sebelumnya menduduki peringkat ke-60. Sementara Rusia saat ini menduduki peringkat ke-49.

Menurut Ketua Henley and Partners, Dr Christian Kaelin, memperkirakan peringkat Rusia akan semakin turun di masa depan akibat dari konflik saat ini.

“Nilai paspor Rusia menurun dengan cepat dan dunia tetapi justru membuka pintu bagi Ukraina. Sangat jelas bahwa paspor yang Anda pegang menentukan nasib Anda secara dramatis dan memengaruhi peluang yang Anda miliki,” katanya.

Alasan Lain Perubahan Peringkat Paspor

Sementara krisis peperangan saat ini di Ukraina, Henley and Partners tak lupa menyinggung alasan lain yang dapat merubah bentuk pola migrasi, yaitu perubahan iklim dan akan dirasakan 25 tahun ke depan.

Menurut Parag Khanna, penulis dan pendiri FutureMap Singapura, di masa depan individu akan dihadapkan dengan perang atau gangguan iklim yang akan memengaruhi pergerakan mencari kondisi dan tempat yang lebih cocok.

Baca Juga: 4 Fakta unik Tentang Pilot yang Harus Kamu Tahu

Khanna menilai bahwa manusia mendatang akan menjadi spesies yang bermigrasi lagi diakibatkan gangguan iklim yang mengancam yang membuat beberapa wilayah di bumi tak layak dihuni lagi.

Charles Phillips dari Oxford Business Group, setuju bahwa perubahan iklim akan berdampak pada kinerja indeks di masa depan.

Phillips mengatakan bahwa akan terdapat korelasi yang erat antara adaptasi iklim setiap negara dengan kebebasan perjalanan internasional.

Hal itu menjadik kenyataan bahwa kewarganegaraan dan paspor setiap individu benar-benar penting di masa yang akan datang.

Diprediksi di tahun 2050 mendatang permintaan perjalanan udara akan meningkat dari yang sebelumnya sebanyak empat miliar menjadi 10 miliar perjalanan penumpang.***

 

Editor: Al Iklas Kurnia Salam

Tags

Terkini

Terpopuler