“Tentunya korban-korban yang ada di perairan itu adanya kapal tenggelam dan yang lain-lain sejak zaman dulu sudah terjadi. Leluhur nusantara melihat fenomena ini bukannya fenmena teknis saja, tetapi juga fenomena metafisik,” jelasnya.
Ia meminta agar manusia mau merendahkan hatinya, dan jauhi sifat sombong.
“Kita semuanya perlu merendahkan hati kita, merendahkan kesombongan kita akan kejadian-kejadian yang sudah ada sampai berdampak pada meminta korban nyawa manusia ini,” lanjut Abiyasa.
Baca Juga: Bill Gates Sebut Covid-19 Berjumlah Sangat Kecil pada Akhir 2022, Dunia Kembali Normal
Abiyasa pun mengungkap bahwa kecelakaan di perairan yang terjadi baru-baru ini berkaitan dengan sabdapalon.
Ia menyebut sabdapalon dan para danghyang sudah tidak lagi melindungi Nusantara dari para lelmbut jahat sejak 2020 lalu.
“Mulai tahun 2020 kemarin yang sabdapalon dan para danghyang di Nusantara sudah tidak lagi melindungi Nusantara dari gangguan para lelembut jahat yang haus darah di Nusantara ini,” ujar Abiyasa.
Baca Juga: Indonesia Menuju Kematian Massal, Denny Darko Minta Masyarakat Tidak Nekat Mudik
Ahli metafisika itu juga mengingatkan agar manusia tidak hanya berhati-hati pada hal fisik, melainkan juga metafisik.
“Leluhur kita ribuan tahun, jutaan tahun sudah mempraktikkan bahwa kejadian-kejadian teknis, kejadian-kejadian fisik itu banyak terpengaruh dengan kejadian metafisik. Untuk menghindari kecelakaan fisik dilakukan kegiatan metafisik seperti ritual para leluhur,” jelasnya secara detail.