Ahli Metafisika Sebut KRI Nanggala 402 Tenggelam Karena Laut Nusantara Meminta Tumbal

- 30 April 2021, 09:10 WIB
Tenggelamnya KRI Nanggala 402 disebut sebagai tumbal perairan Nusantara
Tenggelamnya KRI Nanggala 402 disebut sebagai tumbal perairan Nusantara /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

RINGTIMES BANYUWANGI – Terkait tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402, banyak yang mengaitkannya dengan hal-hal mistis.

Hal tersebut karena belum diungkap secara jelas apa penyebab KRI Nanggala 402 tenggalam.

Ahli metafisika, Abiyasa Nusantara Majapahit mengatakan bahwa tenggelamnya KRI Nanggala 402, yang menelan 53 korban dikarenakan adanya pengaruh hal gaib.

Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Tidak Boleh Dikonsumsi saat Minum Obat, Salah Satunya Pisang

Menurutnya, di tahun 2021 perairan Nusantara tengah menginginkan banyak korban.

“Saya kira pada waktu-waktu terakhir ini ya, perairan Nusantara kok terasa banyak meminta korban,” kata Abiyasa.

“Jadi kemarin ketika pada awal tahun 2021 pesawat jatuh ke perairan, itu juga sebenarnya adalah korban yang ada di perairan ini,” lanjutnya, dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Pangandaranpikiranrakyat.com, Jumat 30 April 2021.

Baca Juga: Rebusan Daun Binahong Bisa Obati 6 Penyakit, Salah Satunya Asam Urat

Abiyasa mengatakan bahwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 tidak hanya disebabkan oleh kesalahan teknis, melainkan juga metafisik.

 “Tentunya korban-korban yang ada di perairan itu adanya kapal tenggelam dan yang lain-lain sejak zaman dulu sudah terjadi. Leluhur nusantara melihat fenomena ini bukannya fenmena teknis saja, tetapi juga fenomena metafisik,” jelasnya.

Ia meminta agar manusia mau merendahkan hatinya, dan jauhi sifat sombong.

“Kita semuanya perlu merendahkan hati kita, merendahkan kesombongan kita akan kejadian-kejadian yang sudah ada sampai berdampak pada meminta korban nyawa manusia ini,” lanjut Abiyasa.

Baca Juga: Bill Gates Sebut Covid-19 Berjumlah Sangat Kecil pada Akhir 2022, Dunia Kembali Normal

Abiyasa pun mengungkap bahwa kecelakaan di perairan yang terjadi baru-baru ini berkaitan dengan sabdapalon.

Ia menyebut sabdapalon dan para danghyang sudah tidak lagi melindungi Nusantara dari para lelmbut jahat sejak 2020 lalu.

“Mulai tahun 2020 kemarin yang sabdapalon dan para danghyang di Nusantara sudah tidak lagi melindungi Nusantara dari gangguan para lelembut jahat yang haus darah di Nusantara ini,” ujar Abiyasa.

Baca Juga: Indonesia Menuju Kematian Massal, Denny Darko Minta Masyarakat Tidak Nekat Mudik

Ahli metafisika itu juga mengingatkan agar manusia tidak hanya berhati-hati pada hal fisik, melainkan juga metafisik.

“Leluhur kita ribuan tahun, jutaan tahun sudah mempraktikkan bahwa kejadian-kejadian teknis, kejadian-kejadian fisik itu banyak terpengaruh dengan kejadian metafisik. Untuk menghindari kecelakaan fisik dilakukan kegiatan metafisik seperti ritual para leluhur,” jelasnya secara detail.

“Ritual-ritual itu bisa kita amati saja dengan adanya kejadian permintaan tumbal yang ada di lautan sekarang ini. Seberapa jauh ritual laut yang pernah dilakukan bangsa Nusantara ini yang mungkin sudah sangat amat berkurang dibandingkan dengan pada zaman-zaman Majapahit,” pungkasnya.***

Editor: Lilia Sari

Sumber: pangandaran pikiran rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x