Begini Respon Ketum Muhammadiyah Terkait Adanya Konten Prank dan Anji Youtube

- 9 Agustus 2020, 15:30 WIB
Anji Minta Maaf
Anji Minta Maaf //*Sc YouTube //*Sc YouTube

"Namun mengejar apa pun mesti ada koridor atau pagarnya. Tidak bisa semaunya sendiri," cuit Haedar. "Apa yang Dikejar?" sambung Haedar bertanya.

Menurut dia, memperjuangan kepentingan sendiri wajar. Tapi jangan sampai merugikan kepentingan orang lain. Manusia hidup bersama orang lain, tidak sendirian.

Baca Juga: Artis Lili Reinhart Mengaku sebagai Biseksual Pasca Mengikuti Unjuk Rasa LGBTQ+ di Hollywood

"Inilah hukum dasar bersosial sebagai homo Sapiens, yang membedakan manusia dengan hewan," katanya.

Hewan saja, kata dia, punya dunia yang saling menghormati satu sama lain berdasar insting dan habitatnya. Apalagi manusia yang berakal-budi. Allah mengingatkan kaum beriman jangan berbuat curang yang merugikan sesama.

"Celakalah bagi orang-orang yang curang" (QS Al-Muthafifin: 1). Boleh bekerjasama dalam kebaikan dan taqwa, tapi jangan bekerjasama dalam dosa dan tercela (QS Al-Maidah: 2)" cuit Haedar menyampaikan ayat dalam Alquran.

Baca Juga: Artis Lili Reinhart Mengaku sebagai Biseksual Pasca Mengikuti Unjuk Rasa LGBTQ+ di Hollywood

Kedua, sambug Haedar, manusia memiliki norma dan nilai yang berdasar pada agama dan keadaban budaya. Manusia, apalagi insan beriman, memiliki patokan hidup mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Manusia beradab dan beriman tidak bisa bertindak semaunya sendiri yang liar.

”Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui. (QS Al-Baqarah: 188)," cuit Haidar.

Haedar mengatakan, bagi orang beriman, perbuatan menghalalkan segala cara tersebut tidak dibenarkan.

Baca Juga: Lirik Lagu Pop Mahalini dan Nuca ; Aku Yang Salah

”Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 188)," kata Haedar.

Menurut dia, memperjuangkan hal baik dengan cara yang baik. Melawan kemunkaran pun harus dengan cara yang makruf, jangan dengan cara yang munkar. Itulah batas ranah keadaban manusia beriman dan berakal budi mulia.

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x