Benarkah Aplikasi Sunting VivaVideo di Hp Berbahaya, Ini Penjelasannya

9 Juni 2020, 22:00 WIB
India ketika itu menyuruh militernya untuk menghapus aplikasi VivaVideo khawatir diserang secara siber oleh spyware yang terkandung di dalamnya /Antara

RINGTIMES BANYUWANGI – Aplikasi penyuntingan video di aplikasi VivaVideo, yang telah diinstal 100 juta pengguna perangkat Android di seluruh dunia, ternyata sangat berbahaya.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara Selasa, 9 Juni 2020 aplikasi tersebut memiliki sejarah sebagai pembawa malware (virus) berbahaya pada 2017 bersama 40 aplikasi lainnya yang terdeteksi.

Di India ketika itu mengingatkan militernya untuk menghapus aplikasi itu karena terdapat spyware yang berpotensi digunakan untuk serangan siber terhadap negara.

Baca Juga: Pegal Seluruh Badan, Puluhan Warga Bongas Tasikmalaya Terserang Chikungunya

Aplikasi penyuntingan video ini juga meminta sejumlah izin akses berbahaya di gawai Android, menurut riset yang dipublikasikan VPNPro.

VivaVideo memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis file ke drive eksternal, ditambah lokasi GPS spesifik pengguna (yang jelas tidak diperlukan untuk aplikasi pengeditan video).

VivaVideo dikembangkan oleh QuVideo Inc, sebuah perusahaan Tiongkok yang berbasis di Hangzhou.

Baca Juga: Aksi Protes George Floyd, Pakar UGM Sebut Trump Dihadapi Pemakzulan

Pengembang aplikasi ini juga membuat SlidePlus (1 juta instal), dengan izin berbahaya yang sama sekali tidak perlu, ditambah versi berbayar VivaVideo.

Meskipun sepertinya QuVideo hanya memiliki tiga aplikasi di Play Store, VPNPro menemukan 5 aplikasi total dalam jaringannya.

Di App Store Apple, QuVideo sebenarnya mengembangkan empat aplikasi--VivaVideo dan SlidePlus, selain aplikasi VivaCut dan Tempo.

Baca Juga: Kapolresta Banyuwangi Tinjau Langsung Penggelapan Uang KUD Tri Jaya

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Aplikasi Sunting VivaVideo di HP Berbahaya

Dua aplikasi terakhir ini dipublikasikan di Play Store dengan nama pengembang yang berbeda, menyembunyikan koneksi mereka ke QuVideo Inc.

Selain itu, VPNPro juga menemukan bahwa QuVideo juga memiliki aplikasi populer di India VidStatus, yang sudah diinstal di 50 juta perangkat Android.

VidStatus, yang merupakan alat "status video" untuk WhatsApp, meminta 9 izin berbahaya, termasuk GPS, kemampuan untuk membaca keadaan ponsel, membaca kontak, dan bahkan membaca daftar panggilan pengguna.

Baca Juga: Bantu Perjalanan Agar Aman di Wilayah Covid-19, Google Maps Luncurkan Fitur Peringatan!

Aplikasi ini juga diidentifikasi sebagai malware oleh Microsoft, berisi Trojan yang dikenal sebagai AndroidOS/AndroRat. Jenis trojan ini dapat mencuri dana bank, cryptocurrency, atau PayPal pengguna.

QuVideo tidak secara resmi mengklaim VidStatus, VivaCut atau Tempo di Play store.

Aplikasi video sosial India utama lainnya yang terkait dengan WhatsApp, yang dikenal sebagai ShareChat, memiliki tiga koneksi yang mencurigakan ke QuVideo, termasuk memiliki kunci API yang sama dalam file aplikasi (APK), halaman muka dan struktur URL yang serupa.
Karena riwayat malware dan trojan aktif ini, dan QuVideo menyembunyikan hubungannya dengan beberapa aplikasi mereka, VPNPro menyarankan pengguna berhati-hati dengan salah satu aplikasi ini.

Baca Juga: Kabar Baik! Indonesia Mulai Menerapkan New Normal di Beberapa Wilayah Termasuk Jawa Timur

Aplikasi ini juga diidentifikasi sebagai malware oleh Microsoft, berisi Trojan yang dikenal sebagai AndroidOS/AndroRat. Jenis trojan ini dapat mencuri dana bank, cryptocurrency, atau PayPal pengguna.

QuVideo tidak secara resmi mengklaim VidStatus, VivaCut atau Tempo di Play store. Aplikasi video sosial India utama lainnya yang terkait dengan WhatsApp, yang dikenal sebagai ShareChat, memiliki tiga koneksi yang mencurigakan ke QuVideo, termasuk memiliki kunci API yang sama dalam file aplikasi (APK), halaman muka dan struktur URL yang serupa.

Karena riwayat malware dan trojan aktif ini, dan QuVideo menyembunyikan hubungannya dengan beberapa aplikasi mereka, VPNPro menyarankan pengguna berhati-hati dengan salah satu aplikasi ini.(Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Kasus Corona di Jawa Timur Berganti Status ke Zona Kuning

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler