Facebook Menghapus Lusinan Jaringan yang Menyamar Sebagai Pendukung 'Hitam' DonaldTrump

9 Agustus 2020, 10:45 WIB
ilustrasi facebook/NYT /

RINGTIMES BANYUWANGI - Facebook menghapus lusinan akun yang dikatakan sebagai bagian dari troll farm yang berpura-pura menjadi orang Afrika-Amerika untuk mendukung Presiden Donald Trump dan pendukung QAnon, karena melanggar kebijakannya terhadap perilaku tidak autentik yang terkoordinasi.

Menurut laporan aktivitas penegakan hukumnya pada bulan Juli lalu, Facebook telah menghapus 35 akun, tiga halaman, dan 88 akun Instagram.

"Melanggar kebijakan kami terhadap campur tangan asing, yang merupakan perilaku tidak autentik yang mengatasnamakan entitas asing," kata Facebook, seperti dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman The Verge.

Baca Juga: Ribuan Warga Israel Bergabung dalam Protes Anti-Netanyahu

Dikatakan Facebook, aktivitas tersebut dilakukan oleh jaringan pro-Trump yang berasal dari Rumania, dan diposting di Instagram menggunakan tagar seperti ‘BlackPeopleVoteForTrump.’ Halaman tersebut memiliki sekitar 1.600 pengikut di Facebook, dan 7.200 orang mengikuti akun Instagramnya.

Facebook mendeskripsikan jaringan dalam laporannya:

“Orang-orang di balik jaringan ini menggunakan akun palsu - beberapa di antaranya telah terdeteksi dan dinonaktifkan oleh sistem otomatis kami - untuk menyamar sebagai orang Amerika, memperkuat dan mengomentari konten mereka sendiri, dan mengelola Halaman termasuk beberapa yang menyamar sebagai Halaman penggemar Presiden Trump. Jaringan ini memposting tentang berita dan acara domestik AS, termasuk pemilihan November mendatang, kampanye Trump dan dukungan untuk kampanye oleh orang Afrika-Amerika, ideologi konservatif, kepercayaan Kristen, dan QAnon. Mereka juga sering mem-posting ulang cerita oleh jaringan berita konservatif Amerika dan kampanye Trump.”

Dilansir dari laman The Verge, Facebook juga menghapus beberapa ratus akun palsu yang terhubung dengan organisasi media konservatif Epoch Media Group, yang dikatakan menyebarkan teori konspirasi tentang virus corona.

Baca Juga: Marmer Travertine yang Unik, Semakin Kuno Semakin Indah

Jaringan tersebut mencakup 303 akun Facebook, 181 halaman, 44 grup Facebook, dan 31 akun Instagram, yang memiliki gabungan mencapai 2 juta pengikut.

Menurut laporan Facebook, akun palsu itu terhubung ke TruthMedia, outlet digital yang telah dilarang dari platform tersebut. Selain informasi yang salah tentang virus corona dan protes di AS, akun tersebut mendorong berbagai teori konspirasi.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: The Verge

Tags

Terkini

Terpopuler