Uji Coba 6G, China Diklaim Lebih Unggul Dari Amerika Serikat

18 November 2020, 11:45 WIB
Jaringan Seluler 5G Dapat Ganggu Sinyal Satelit Cuaca, Sebabkan Kesalahan Hasil Prakiraan. /ArtisticOperations

RINGTIMES BANYUWANGI – Baru-baru ini China diam-diam meluncurkan uji coba satelit 6G ke luar angkasa. Peluncuran satelit 6G ini adalah uji coba pertama kalinya di dunia. Sehingga China diklaim lebih unggul dari Amerika Serikat yang masih mengerjakan 5G.

Dilansir ringtimesbanyuwangi.com dari nypost.com satelit 6G yang diluncurkan oleh China ini disebut star era-12. Satelit ini memiliki pita frekuensi yang sangat tinggi sehingga harus di uji coba di luar angkasa. Tujuannya agar sinyalnya tidak mudah hilang di udara.

Kecepatan pita tersebut tidak diketahui secara pasti. Ahli memperkirakan kecepatannya kisaran 100 dan 500 gigahertz atau 100 kali lebih cepat dari 5G. Model 5G sendiri 100 kali lebih cepat daripada 4G, Tergantung pada operatornya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karir Terlengkap Hari Ini, Rabu 18 November 2020, Ada Yang Harus Pindah Tempat Kerja

Cakupan 6G meliputi segala hal, mulai dari komunikasi, telemedicine, hingga keamanan nasional. Seiring dengan perkembangan teknologi, produk dan layanan baru jenis internet nirkabel juga semakin berkembang.

Contohnya saja iPhone 6G akan memiliki kemampuan mengunduh film resolusi tinggi dalam 8 detik dan mengunduh 1500 foto resolusi tinggi dalam waktu kurang dari satu menit.

Kemampuan 6G lainnya yaitu ahli bedah di New York dapat menggunakan teknologi robotik untuk mengoperasi pasien di California dan robot akan mencari tentara yang tertinggal dalam kondisi terluka di medan perang.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Terlengkap Hari Ini, Rabu 18 November 2020, Scorpio Tertekan

Professor Melodia kepala Institut Northeastern University divisi internet nirkabel berpendapat bahwa Amerika Serikat tidak terlambat dalam perkembangan teknologi. Akan tetapi menurutnya penduduk Amerika juga perlu mengingat pentingnya pengembangan penelitian komunikasi.

Dia juga mengatakan bahwa Amerika memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan kecerdasan buatan dan kemajuan perangkat lunak. Akan tetapi Amerika membatasi kegiatan di berbagai sektor akibat pandemi covid-19. Sehingga penelitian komunikasi menjadi terhambat.

Menurutnya China tidak mempertimbangkan pandemi covid-19 yang sedang berlangsung seperi Amerika. Sehingga perkembangan untuk penelitian komunikasi tetap terus dilakukan.

Baca Juga: Ramalan Shio Terlengkap Hari Ini, Rabu 18 November 2020, Ada Yang Hidupnya Tertekan

Yannakogeorgos selaku pakar urusan global New York University mengatakan bahwa China mungkin belum menjadi pemenang dari 6G. Akan tetapi negara komunis tersebut ingin menjadi negara pembawa standar 6G seperti halnya 5G.

Pemerintah China menetapkan jangka waktu lima tahun untuk tujuan strategis 5G. Para peneliti pun menyelesaikan tugasnya sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan. Sehingga saat ini China menjadi raja 5G. Sama seperti Inggris yang memiliki tenaga listrik telegraf komersial pertama di dunia pada abad ke-19.

Jika China tetap memimpin 6G, Yannakogeorgos khawatir Amerika Serikat dan Eropa akan membawa dunia mundur dengan membentuk standar mereka sendiri. Misalnya di masa 3G, perangkat dari Amerika tidak akan berfungsi di luar negri karena standar yang berbeda.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: NY Post

Tags

Terkini

Terpopuler