Virus Corona Menyerang Sistem Saraf, Berikut Penjelasannya

- 28 Mei 2020, 18:00 WIB
ILUSTRASI otak manusia.*
ILUSTRASI otak manusia.* /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI - Virus Corona saat ini selalu dikaitkan dengan masalah pernapasan.

Salah satu indikator awal keberadaan infeksi penyakit Covid-19 ini berasal dari hasil rontgen paru-paru.

Pada umumnya orang yang mengetahui gejala penyakit Covid-19 seperti: sesak napas, demam hingga 38 derajat celsius, lesu, dan batuk, ternyata masih ada indikator lain.

Baca Juga: Terindikasi Siap Terapkan 'Normal Baru', Inilah Daftar 7 Provinsinya

Perubahan status mental dan stroke atau matinya sel otak merupakan gejala umum pada pasien COVID-19.

Hal ini berdasarkan penelitian baru terkait gejala umum pada pasien COVID-19.

Dilansir dari Laman Portal Surabaya, Peneliti Universitas Cincinnati dan empat lembaga neuroimaging dan neurologi Italia telah menemukan temuan ini.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Belum Ambil Keputusan Terkait Kepastian Haji

Studi ini menunjukkan bahwa pasien dengan COVID-19, virus kemungkinan juga menyerang pada sistem saraf.

Pola yang baru ditemukan ini dapat membantu dokter lebih baik dan lebih cepat mendiagnosa COVID-19 dan mungkin dapat lebih cepat dalam penanganan.

Penelitian telah menggambarkan spektrum COVID-19. Tetapi hanya beberapa kasus yang dilaporkan memiliki gejala neurologis.

Baca Juga: Masyarakat Surabaya Minta PSBB III Dihentikan? Simak Penjelasannya

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Virus Corona Kemungkinan Menyerang Sistem Saraf dalam Studi Penelitian

Para ilmuwan menyelidiki gejala neurologis dan temuan pada pasien dari tiga lembaga besar di Italia: Universitas Brescia, Universitas Eastern Piedmont, dan Universitas Sassari.

Studi ini termasuk gambar dari 725 pasien rawat inap di rumah sakit yang positif terinfeksi COVID-19 antara 29 Februari dan 4 April.

Dari jumlah tersebut, 108 (15%) memiliki gejala neurologis yang parah.

Sebagian besar pasien (99%) memiliki CT scan otak, sementara 16% memiliki CT kepala dan leher, dan 18% memiliki MRI otak.

Baca Juga: Sri Mulyani Minta Warga Indonesia Tak Urusi Utang Negara?Cek Faktanya

Para ilmuwan menemukan bahwa 59% pasien melaporkan keadaan mental yang berubah, dan 31% mengalami stroke, yang merupakan gejala neurologis yang paling umum.

Pasien juga mengalami sakit kepala (12%), kejang (9%), dan pusing (4%), merupakan sejumlah gejala lainnya.

Penulis utama Abdelkader Mahammedi, MD, asisten profesor radiologi di UC dan ahli neuroradiologi UC Health mengatakan bahwa 108 dari pasien, 31 atau 29 persen tidak memiliki riwayat kesehatan.

Baca Juga: PKI Bangkit dan Kini Lakukan Persiapan Latihan Perang?Cek Faktanya

“Dari jumlah tersebut, pasien berusia 16 hingga 62 tahun, sepuluh mengalami stroke, dan dua mengalami pendarahan otak. Tujuh puluh satu, atau 66%, dari pasien ini tidak memiliki temuan pada CT otak, 7 di antaranya (35%) MRI otak menunjukkan kelainan. "

Dia menambahkan bahwa perubahan status mental lebih umum pada orang dewasa yang lebih tua.

Meskipun, penelitian lebih lanjut mengklarifikasi bahwa neurologis pasien dengan COVID-19 bervariasi, dan perubahan status mental dan matinya sel pada otak adalah gejala umum pada pasien.

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan temuan ini, apakah benar gejala ini timbul dari penyakit kritis atau invasi sistem saraf pusat langsung dari virus SARS-CoV-2.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Pemuda Pancasila Kalipuro Desak Anas Copot Danang Karena Hamburkan Uang Covid-19

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Portal Jember Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x