RINGTIMES BANYUWANGI – Saat ini Pandemi COVID 19 masih belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir.
Bahkan, jumlah korban terinfeksi dan meninggal dunia terus mengalami peningkatan.
Namun hal bisa dipahami karena sampai hari ini belum ditemukan vaksin terbaik yang bisa mengatasi penyebaran virus mematikan itu.
Baca Juga: Jokowi Presiden Beda Kelas, Dulu VVIP Sekarang Kelas Ekonomi?Cek Fakta
Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Kabar Baik Indonesia akan Siapkan Vaksin Khusus untuk COVID-19 Strain Lokal
Sekalipun para ilmuwan di berbagai negara telah melakukan berbagai ikhtiar untuk menemukan solusinya. namun faktanya, masih dalam skala uji coba, dan belum dibakukan vaksinnya.
Dalam hal ini Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia memerlukan vaksin khusus yang berbeda dengan vaksin yang dikembangkan di negara lain, mengingat tiga jenis atau strain virus Covid-19 yang menyebar di dalam negeri belum terkategorisasi oleh database terkait influenza dan coronavirus di dunia, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Menristek/Kepala BRIN menjelaskan saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memimpin riset di sektor vaksin untuk transmisi lokal dalam Konsorsium Riset dan Inovasi tentang Covid-19 yang didanai oleh Kemenristek/BRIN.
“Kemudian perkembangan terakhir, mereka sudah tambah dari tiga menjadi tujuh kategori tapi ternyata yang tiga (strain) dari kita tetap masuk others jadi ternyata virus yang dari Indonesia masih dikenali dulu karakternya. Kenapa ini penting karena kalau kita buat vaksin, vaksin itu harus bisa menjawab transmisi lokal yang ada di Indonesia,” ungkap Menteri Bambang.
Menristek/Kepala BRIN memperhitungkan akhir tahun ini bibit vaksin atau vaccine seed khusus untuk strain coronavirus di Indonesia sudah ada walaupun penggunaan vaksin tersebut untuk imunisasi massal kemungkinan dilakukan pada tahun depan setelah bibit vaksin lolos uji medis dan dapat diproduksi massal untuk paling tidak separuh penduduk Indonesia.
Baca Juga: Untuk Putuskan Tahun Ajaran Baru, FSGI Minta Nadiem Makarim Segera Umumkan!
“Bibit vaksinnya mungkin bisa ditemukan tahun ini tapi imunisasi massal itu baru bisa mungkin tahun depan. Vaksinnya sendiri harus diproduksi. Memproduksi vaksin itu jelas tidak gampang dan skalanya sangat besar. Untuk Indonesia kita ada 260 juta (penduduk) jadi kita buat vaksin antara separuh sampai dua per tiga penduduk yang harus divaksin. Berarti vaksin yang dibutuhkan antara 130 sampai 170 juta. Itu belum menghitung boosternya. Kalau kita divaksin, itu sekali vaksin belum tentu imun kita muncul sehingga harus ada boosternya sampai imun muncul. Tentu saja setiap orang berbeda, ada yang sekali vaksin langsung muncul. Ada yang tidak muncul-muncul,” ungkap Menteri Bambang.
Danareksa Distinguished Speaker Series ini dihadiri sekitar dua ratus peserta dari berbagai BUMN dan perusahaan di bidang pasar modal dan bidang lain yang tertarik mengetahui perkembangan terakhir inovasi penanganan Covid-19 dan dampak ekonomi selama new normal diberlakukan.(Penulis: Sophia Tri Rahayu)