Astronom Temukan 'Dinding' Galaksi, dari Ujung ke Ujung Berjarak 1,37 Miliar Tahun Cahaya

- 15 Juli 2020, 14:20 WIB
ASTRONOM temukan planet ekstrasurya dengan jarak 32 tahun cahaya, bisa menjawab teka-teki sistem alam semesta.*
ASTRONOM temukan planet ekstrasurya dengan jarak 32 tahun cahaya, bisa menjawab teka-teki sistem alam semesta.* /NASA Goddard via Daily Mail

RINGTIMES BANYUWANGI - Alam semesta ini bukan hanya tentang sebaran galaksi secara acak di ruang angkasa. Semakin dilihat dari dekat, maka terlihat struktur dari beberapa pengelompokan yang sangat luas diisi gugusan galaksi yang sudah terikat secara gravitasi.

Astronom telah menemukan struktur dinding galaksi dari ujung ke ujung yang berjarak 1,37 miliar tahun cahaya. Astronom memberi nama dinding galaksi tersebut sebagai South Pole Wall atau tembok kutub selatan. Meskipun ukurannya sangat besar, South Pole Wall menjadi salah satu struktur terbesar di ruang angkasa yang pernah dilihat manusia.

South Pole Wall terdiri dari gugusan galaksi, formasi yang membentuk perbatasan antara ruang kosong dari rongga kosmik yang membentuk jaringan kosmik alam semesta. Oleh sebab itu, astronom menyebutnya dengan dinding atau tembok.

Baca Juga: Alat Patah dan Tersangkut di Hidung, Bocah Usia 1,5 Tahun Tewas Usai Jalani Tes Swab

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul 'Dinding' Galaksi Ditemukan, dari Ujung ke Ujung Berjarak 1,37 Miliar Tahun Cahaya

Karena letaknya dekat dengan galaksi kita, Bima Sakti yang hanya dengan jarak 500 juta tahun cahaya,  South Pole Wall sangat istimewa bagi para astronom. Dengan kata lain, South Pole Wall adalah struktur paling masif yang pernah dilihat manusia karena jaraknya dianggap dekat bagi astronom.

Tim peneliti yang dipimpin oleh kosmografer Daniel Pomarède dari Paris-Saclay University di Prancis menggunakan database yang disebut Cosmicflows-3, yang berisi perhitungan jarak hingga hampir 18.000 galaksi.

Database ini mengukur seberapa cepat sesuatu bergerak lebih jauh berdasarkan luasnya gelombang cahaya.

Tahun lalu, tim peneliti yang berbeda menggunakan database ini untuk menghitung parameter lain, sesuatu yang dikenal sebagai kecepatan ganjil, yang merupakan kecepatan galaksi relatif terhadap gerakannya akibat ekspansi alam semesta.

Baca Juga: LAGU OSING : Liril Lagu ‘PINGIN NANGIS TAPI ISIN’ oleh Happy Asmara

Halaman:

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x