Keripik Mangrove Produksi UMKM di Purwoharjo, Jadi Oleh-oleh Khas Wisata Banyuwangi

17 Januari 2021, 18:36 WIB
Keripik mangrove hasil produksi UMKM di Purwohajo jadi oleh-oleh khas Banyuwangi, /Dok. UMKM Keripik Mangrove Purwoharjo/

RINGTIMES BANYUWANGI – Banyaknya manfaat tanaman mangrove membuat pelaku UMKM di Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, juga turut merasakan manfaat dari tanaman ini sebagai bahan baku berbagai produk olahan, salah satunya menjadi keripik mangrove.

Tidak hanya itu, tanaman dikotil yang banyak hidup di lingkungan air payau dan air laut ini, juga dijadikan sebagai destinasi wisata dengan konsep outdoor di Banyuwangi.

Selain terkenal dengan branding pariwisatanya, Kota Banyuwangi memang tidak pernah kehabisan inovasi untuk selalu menciptakan kreativitas-kreativitas yang mengedukasi kepada pemberdayaan masyaraktanya. Seperti inovasi pemanfaatan tanaman mangrove misalnya, yang dikabarkan juga jadi ekosistem atau kawasan mangrove terbesar di pulau Jawa.

Baca Juga: Warga Jambewangi Budidayakan Ikan Nila Sebagai Usaha Sampingan di Tengah Krisis Pandemi

Baca Juga: Prospek Usaha Susu Kambing Bersama Kelompok Ternak Sukatawa Jambewangi

Salah satu perusahaan yang belokasi di Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, bernama Mina Selatan. Perusahaan yang bergerak di bidang boga ini dikelola oleh Hj. Nanik.

Mina Selatan adalah salah satu perusahaan yang bisa memanfaatkan olahan dari tanaman Mangrove menjadi berbagai jenis produk.

Inovasi Hj Nanik dalam menjalankan bisnisnya ini berawal dari banyaknya manfaat yang di peroleh dari tanaman mangrove itu sendiri. Selain itu, ekosistem mangrove di wilayah Kecamatan Purwoharjo juga terbilang cukup besar, bahkan sampai dijadikan sebagai destinasi wisata bernama Mangrove Bedul Ecotourism yang terletak di Dusun Bloksolo, Desa Sumbersari, Kecamatan Purwoharjo Banyuwangi.

Hj Nanik menuturkan, bahwa melihat tingginya nilai pertumbuhan penduduk tentunya juga meningkatkan pula kebutuhan bahan pangan yang tinggi, dan tingginya potensi mangrove di wilayah Purwoharjo, merupakan salah satu peluang yang perlu untuk dimanfaatkan.

“Kebanyakan masyarakat jarang mengetahui, jika tanaman mangrove mempunyai nilai manfaat yang lebih, selain mencegah intrusi air laut ke daratan, buahnya juga bisa dikonsumsi, dan sampai kulit kayunya pun juga bisa dimanfaatkan sebagai pewarna pakaian,” jelas Hj Nanik Kepada Ringtimesbanyuwangi.com pada Minggu, 17 Januari 2021.

Menurutnya, diawal-awal perusahaannya hanya mengolah tanaman mangrove menjadi kripik mangrove saja, seiring berjalannya waktu, kini dirinya sudah mengembangkan berbagai macam atau jenis produk olahannya. Seperti dibuat menjadi sirup, kripik dan chips.

“Pada mulanya usaha ini memproduksi kripik mangrove sekitar tahun 2017, kemudian mendapatkan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) di bulan September 2017, setelah itu untuk pemasaran produknya, kita mulai bermitra dengan pusat oleh-oleh di Banyuwangi kota dan juga bermain di kota-kota lain,” ungkap Hj. Nanik.

Baca Juga: Kiat Usaha Sepatu Kulit Ivory di Banyuwangi, Terus Melangkah di Tengah Pandemi

Baca Juga: Geliat Bisnis Greenhouse Hidroponik di Tengah Pandemi Covid-19

Lebih lanjut, dia juga menyampaikan jika niat dan tujuannya dalam menjalankan bisnisnya ini, agar kedepannya bisa menjadi sebuah perusahaan yang mengolah hasil perikanan yang berkualitas, serta mampu bersaing secara berkelanjutan dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga ikut serta dalam menjaga kelestarian perikanan.(PEN)***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler