Solusi Pandemi bagi UMKM di Banyuwangi, Ketua AKRAB: Banyak yang Alih Profesi

23 Maret 2021, 07:00 WIB
Ketua AKRAB Banyuwangi Syamsudin (kiri) bersama Ketua Kokawangi H. Verdiyanto Wellya (tengah), dan pegiat kopi Siwi (kanan) memaparkan solusi pandemi terhadap UMKM di Banyuwangi /Ringtimesbanyuwangi/Suci Arin Annisa/

RINGTIMES BANYUWANGI – Ketua Asosiasi Kerajinan Kuliner Kaos Aksesoris dan Batik (AKRAB) Banyuwangi Syamsudin memberikan pernyataan terkait perannya dalam memberikan solusi pandemi Covid-19 bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Banyuwangi.

Syamsudin mengatakan bahwa pihaknya saling bekerja sama untuk mencari alternatif terbaik untuk membantu UMKM yang terdampak pandemi.

“Prinsipnya kami berusaha dan mencoba untuk membuka pintu-pintu baru terhadap alternatif yang tengah dihadapi temen-temen UMKM,” kata Syamsudin saat diwawancarai secara langsung oleh Ringtimesbanyuwangi.com pada Senin, 22 Maret 2021 di Banyuwangi.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Ketua AKRAB ini turut menyebut salah satu alternatif bagi UMKM yang terdampak pandemi yaitu dengan beralih profesi.

“Contoh mungkin temen di bidang batik dan tekstil, kebetulan beralih ke yang berkaitan dengan pandemi, seperti masker,” ujar Syamsudin.

Bahkan Syamsudin mengatakan alih profesi ini juga terbantu dengan adanya program pemerintah Banyuwangi terkait produksi 1juta masker.

Baca Juga: Lawan Keterbatasan, SMP di Banyuwangi Gunakan Radio Sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh

Baca Juga: Tanggapi Pemberhentian 331 THL di Banyuwangi, PMII IAI Ibrahimy Layangkan 4 Poin Pernyataan Sikap

Meski anggotanya banyak yang terkena dampak pandemi Covid-19, Syamsudin meyakini bahwa dibalik kesusahan pasti ada sebuah kesempatan.

“Ketika kemarin ada kesusahan berkaitan dengan pandemi, ada kesempatam juga disitu yang berkaitan dengan masker,” tambah Syamsudin.

Tak hanya alih profesi bagi UMKM di bidang batik dan tekstil, Syamsudin menyebut anggota AKRAB yang berada di bidang makanan olahan memiliki alternatif lain untuk menghadap pandemi.

Baca Juga: Pak Mad, Muadzin 'Sepuh' Asal Banyuwangi, Getarkan Hati Warganet dengan Suara Adzannya

Baca Juga: Bentuk Perhatian Kepada Warga, Bhabinkamtibmas Sumberarum Gendong Warga di Acara Pembagian Bantuan

“Begitu juga dengan teman-teman makanan olahan yang beralih ke online, alhamdulillah itu yang membuat mereka bertahan,” katanya.

Syamsudin menilai adanya alternatif-alternatif ini bisa membantu UMKM yang telah tergabung dalam AKRAB bisa mempertahankan kehidupan sehari-hari meski terdampak pandemi.

“Begitu juga dengan kopi, jadi kita mencoba mencari alternatif-alternatif pemasaran supaya temen-temen bisa bertahan dan maju memanfaatkan situasi ini,” ujarnya.

Baca Juga: Pemdes Sumberarum Resmikan Wahana Wisata Baru, Jembatan Layang Sumberarum (JLS)

Baca Juga: Ipuk-Sugirah Dilantik Jadi Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi, Khofifah Minta Kerja Cepat

Selain memberikan pernyataan terkait solusi pandemi terhadap UMKM tersebut, Syamsudin juga memaparkan subsidi yang telah diperoleh dari pemerintah Banyuwangi.

“Ada bantuan dari pemerintah selama 6 bulan, cuman intensitas dan fasilitas dari pemerintah memang masih dalam bentuk instansi harus beli produk dari UMKM dan bisa terbantu,” kata Syamsudin.

Tak hanya bantuan tersebut, Syamsudin mengatakan bahwa pemerintah juga telah memberikan bantuan berupa fasilitas pembangunan pusat penjualan dan edukasi kopi kakao ‘Pusoko Wangi’.

Selain anggota UMKM yang berada di dalam naungan AKRAB, sejumlah pedagang kecil juga merasakan dampak pandemi Covid-19 di Banyuwangi.

“Masalahnya daya pembeli berkurang gak kayak sebelumnya. Gak kayak seperti biasanya. Intinya orang-orang ini mementingkan diri sendiri ya. Daya belinya berkurang,” kata Muhammad Subhan, salah satu pedagang kaki lima di Banyuwangi.

Hal ini juga sangat mempengaruhi penghasilan yang didapatkan Muhammad Subhan menjadi pedagang kaki lima dalam sehari-hari.

“Penghasilan sebelum pandemi dapat dikatakan lebih cukup. Kalau pandemi turun drastis kira-kira 60 atau bahkan 70 persen,” katanya.

Meski turut merasakan dampak pandemi ini, Muhammad Subhan mengaku bahwa dirinya sampai saat ini belum pernah mendapatkan program bantuan UMKM dari pemerintah Banyuwangi.

Pasalnya, Muhammad Subhan sudah menjadi pedagang kaki lima sudah hampir 5 tahun, bermula dari 2015 lalu.

Muhammad Subhan turut berharap agar pemerintah Banyuwangi memperhatikan dengan memberikan solusi untuk pedagang kaki lima.

“Harapan saya untuk pedagang kecil tolong dimengerti. Intinya untuk pedagang kecil harap di telateni. Diperhatikan solusinya untuk pedagang kaki lima itu saja,” paparnya.

Mengetahui hal itu, Ringtimes Banyuwangi telah mencoba menemui narasumber dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Banyuwangi secara langsung dan menghubungi melalui pesan maupun telepon, tetapi masih belum memberikan komentar.***

Editor: Suci Arin Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler