Alat Musik Tradisional di Alasmalang Mengalami Kemajuan, Ketahui Proses Pembuatannya

- 14 Januari 2021, 18:00 WIB
Proses pembuatan alat musik tradisional di Alas Malang Banyuwangi.
Proses pembuatan alat musik tradisional di Alas Malang Banyuwangi. /M. Abdul Malik Efendi/Ringtimes Banyuwangi/

RINGTIMES BANYUWANGI - Alat musik tradisional yang ada di desa Alasmalang Banyuwangi terus mengalami kemajuan. Ketahui bagaimana proses pembuatannya.

Rebana atau terbang merupakan jenis alat musik tepuk tradisional yang terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran dan di tengah-tengahnya dilubangi.

Baca Juga: Rangkuman Seni Budaya Kelas 4 SD Sedarajat, Materi Alat Musik Ritmis dan Melodis

Kemudian ditempeli mika atau kulit kambing yang telah melalui proses pengeringan dan dibersihkan bulu-bulunya.

Alat musik dengan suaranya yang khas dan lebih sering di iringi dengan syair-syair ala timur tengahan itu, memang kadang membuat suasana hati menjadi sejuk.

Tapi tahukah anda jika proses pembuatannya sangat membutuhkan ketelitian dan jangka waktu yang lumayan panjang.

Di Banyuwangi terdapat salah satu seorang pengerajin rebana, Tumiran (47) merupakan warga Dusun Karang Asem Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi.

Tidak hanya sekedar memproduksi bahan setengah jadi dari alat musik rebana saja, namun Tumiran juga bisa membuat atau menerima pesanan untuk membuat jimbe, ketipung, dan kendang.

Rebana dan Terbang ini sebenarnya merupakan alat musik yang berbeda peruntukannya, namun dari segi bentuk, alat musik ini hampir sama persis.

Tumiran menjelaskan, jika proses pembuatan alat musik memang tidak semudah menggunakannya. Ada Banyak tahapan dan proses yang mesti dilakukan untuk mendapatkan hasil dan kualitas yang maksimal.

Misalkan proses produksi alat musik rebana, yakni meliputi beberapa tahapan yaitu,

1) Tahap Pembentukan atau Melingkari;

2) Tahap Pembubutan;

3) Tahap Pembersihan Kulit;

4) Tahap Pewangkisan atau penempelan kulit; dan

5) Tahap Finishing seperti pengecatan dan pemberian aksesoris sebagai hiasan.

Sudah puluhan tahun Tumiran bergelut dengan lingkaran-lingkaran kayu yang menghasilkan nada penyejuk hati tersebut. Dalam proses pembuatan, disini dia berperan sebagai produksi bahan mentah atau setengah jadi, tentunya bahan-bahan yang terbuat dari kayu.

"Kalau disini saya hanya memproduksi bahan mentahnya saja, tahap-tahap selanjutnya seperti penempelan kulit itu ada sendiri, itu juga bisa dikatakan sebagai proses akhir atau finishing." Kata Tumiran.

Tahapan pengerjaan alat musik tradisional yang di ia kerjaan selama ini, pertama memotong kayu, lalu kemudian dibubut dengan menggunakan mesin bubut. Dan untuk membentuk kluwung atau seperti pipa, kayu dibubut dengan menggunakan mesin bubut.

Kemudian kluwung diamplas dan dilapisi dengan Oker tipis sebagai dasarnya, kemudian dijemut atau dikeringkan di bawah terik matahari. Setelah melalui proses tersebut, barulah masuk ke pemasangan kulit kemudian langsung ke finishing.

"Kalau proses finishing, ada sendiri itu. Biasanya para juragan itu ada yang langsung pesan 10 biji, kalau orang-orang pribadian itu ya pesennya paling satu, dua biji, nah dari situ barulah kita konfirmasi ke bagian finishingnya," jelas Tumiran saat diwawancarai Ringtimesbanyuwangi.com pada Kamis, 14 Januari 2021.

Selain itu, Tumiran juga selalu bersyukur meski keadaan seperti pandemi saat ini, membuat produksinya juga ikut terdampak. Namun masih tetap bisa memproduksi.(PEN)*** 

Baca Juga: 7 Ide Kerajinan Tangan, Bisnis Kreatif dengan Hasil Keuntungan Melimpah

Baca Juga: 8 Ide Kreatif Membuat Kerajinan dari Stik Es Krim

 

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah