UMKM Roti di Desa Kabat Banyuwangi Terus Berinovasi di Tengah Pandemi

- 18 Januari 2021, 16:30 WIB
Proses produksi roti di desa Kabat Banyuwangi
Proses produksi roti di desa Kabat Banyuwangi /M. Abdul Malik Efendi/Ringtimes Banyuwangi/

RINGTIMES BANYUWANGI - Industri Roti skala rumahan di Dusun Krajan Desa Kabatm memang tergolong dalam Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang cukup mampu menyerap sejumlah tenaga kerja.

Sektor UMKM di Desa Kabat ini juga merasakan dampak dari kondisi pandemi Covid 19 saat ini. Salah satunya adalah penurunan tingkat pembelian dari para konsumen.

Baca Juga: Keripik Mangrove Produksi UMKM di Purwoharjo, Jadi Oleh-oleh Khas Wisata Banyuwangi

Namun, meski situasi pandemi Covid 19 telah memberikan dampak kepada unsur paling vital dalam dunia usaha, rupanya tidak begitu mempengaruhi kreativitas pemilik pabrik yang berlokasi di Dusun Krajan Desa Kabat Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi ini.

Pemilik UMKM roti bernama Rudi Hidayat (45), saat ini masih terus berusaha untuk memproduksi dan berinovasi. Menurutnya, saat ini bisnis bakery itu tidak bisa dilepaskan dari teknologi, alat produksi merupakan suatu kendala utama baginya.

"Menurut saya, dalam pengembangan usaha alat produksi itu penting, karena kalau kita ingin besar coba kita membandingkan dengan mereka yang memproduksi skala besar, pasti kita kalah dalam masalah operasional, dari situ saja sudah terlihat. Tapi rencana kesana kalau memang ada kesempatan ya, pasti pengen lah," kata Rudi Hidayat kepada Ringtimesbanyuwangi.com pada Senin, 18 Januari 2020.

Rudi Hidayat menceritakan kisah awal dirinya dalam memilih bisnis rotinya yang terus berkembang saat ini. Pengusaha yang akrab disapa Rudi itu dulunya merupakan salah seorang dari karyawan perusahaan roti besar di kawasan Tabanan Bali.

"Memang dulu saya sales roti di daerah Tabanan Bali, dulu juga masih ikut perusahaan, nama perusahaanya 'Sariwangi', sampai sekarang pun masih ada. Kemudian punya inisiatif ingin buka di tempat kelahiran lah, karena kondisi biaya juga lumayan tinggi waktu itu, akhirnya saya putuskan untuk membuka di Kabat ini" Jelas Rudi.

Rudi juga menyampaikan, jika bisnis roti miliknya ini memang berpotensi untuk terus berkembang, karena menurutnya roti adalah salah satu makanan yang dikonsumsi sehari-hari, oleh karena itu rotasinya pun juga terbilang sangat cepat.

Sebelum kondisi pandemi Covid 19, Rudi biasa memproduksi ata-rata 8-12 sak per hari, namun karena menurunnya daya beli konsumen akibat pandemi, kini dirinya masih bisa memproduksi 2-8 sak saja per hari.

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x