Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Kuliner makanan seperti ikan bakar merupakan salah satu usaha warga Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.
Salah satu penjual ikan bakar di Desa Blimbingsari bernama Du’ah yang berasal dari Desa Blimbingsari. Ia sekilas bercerita tentang modal, keuntungan, kendala dan kerugian.
Du’ah mengaku telah menggeluti usaha kuliner ikan bakar mulai tahun 2009, ia pertama merantau ke Bali lalu pulang kampung ke Desa Blimbingsari dan membuka usaha kuliner ikan bakar.
Baca Juga: Pengerajin Ijuk dari Desa Bubuk Rogojampi, Tak Lekang oleh Zama
"Modal keseluruhan untuk memulai pertama kali membuka usaha kuliner ikan bakar mencapai lima puluh juta rupiah, itu terdiri dari pertama kali membeli ikan mencapai dua juta dan selebihnya itu dibuat untuk bangunan dan lainya," kata Du’ah kepada tim Ringtimes Banyuwangi pada Jumat 26 Maret 2021.
Menurut Du’ah, usaha kuliner ikan bakar ini sangat menjanjikan keuntungannya sebelum masa pandemi dan pada masa pandemi ini dia mengaku mengalami kerugian hingga delapan puluh persen.
“Ketertarikan untuk memulai usaha ini adalah karena keuntungannya sangat besar jika pengunjung atau pembelinya banyak, akan tetapi jika sepi ataupun tidak ada pembeli hampir delapan puluh persen mengalami kerugian," kata Du’ah.
Baca Juga: Dana Desa Sudah Tersalur, DPMD Banyuwangi: 8 Masih Proses Penyelesaian APBDes
Dia juga memaparkan tentang keuntungan dari usaha kuliner ikan bakar tergantung pengeluaran ikan atau pembeli.
“Sebelum pandemi biasanya ikan yang terjual, kalau rame bisa mencapai dua puluh sampai lima belas kilo gram perhari dan juga tergantung dari pembeli dan di masa pandemi ini penurunannya sangat banyak hingga delapan persen dikarenakan tidak ada pengunjung atau pembeli,”ujar Du’ah.
