Jangan Suka Mengucap 'InsyaAllah', Anda Bisa Masuk Golongan Orang Munafik

9 Juni 2020, 12:07 WIB
/

 

RINGTIMES BANYUWANGI - Kata Insya Allah seringkali dimaknai sebagai janji bahwa seseorang mengucapkannya akan memenuhi apa yang dijanjikan dan ditetapkan, serta kita hanya bisa bergantung kepada Allah SWT.

Oleh karena itu jika sebaliknya, maka termasuk dalam golongan munafik, yakni orang yang mengatakan insya Allah hanya sebagai bentuk penolakan secara halus, padahal insya Allah sendiri memiliki arti janji yang harus ditunaikan.

Dikutip RINGTIMES BANYUWANGI dari HAJINEWS. ID kata Insya Allah bisa merujuk pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 23 – 24 yakni:

Baca Juga: Kini Biaya Pemberangkatan Calon Jamaah Haji Bisa Diambil, Cek!

وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ

 

 “Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,”

 

اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا

Baca Juga: Ratusan Keluarga Kerajaan Terinfeksi Virus, Pangeran Arab Meninggal

 “Kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.”

 

Berdasarkan ayat di atas, secara bahasa kata tersebut bisa diartikan “jika Allah menghendaki”. Apabila dikupas lebih mendalam, terdapat pelajaran untuk manusia agar bersikap rendah hati serta tidak sombong atas kemampuan pribadi yang dimiliki.

 

Allah SWT memang menganugrahkan kemampuan kepada manusia yakni berupa akal, nurani, tenaga dan lainnya. Namun, hal tersebut tujuannya agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya sesuai syariat. Yaitu untuk menyusun rencana serta berusaha, selebihnya pasrah terhadap ketetapan takdir.

Baca Juga: Zona Kuning!, Kini Kasus Corona di Jawa Timur Turun Hingga 50 Persen

Karena sejatinya, kekuatan yang paling besar dan tiada tandingannya hanya milik Allah SWT semata, jadi tidak sepantasnya manusia menyombongkan kemapuan pribadi. Serta mengabaikan kenyataan bahwa di balik semua peristiwa ada penentu-Nya.

 

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Hasyr ayat 18, yakni:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Baca Juga: Negara Berkembang Paling Banyak Berhutang Ke Negara Tiongkok

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

 

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia harus berusaha namun selebihnya harus tawakal. Jadi pada intinya, apa yang dilakukan hasilnya tidak bisa pasti, semua tergantung ketetapan Allah berdasarkan itu penting untuk mengucapkan kata insya Allah ketika membuat rencana.

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’du: 11)”

Baca Juga: Dunia musisi kembali Berduka, Benny Likumahuwa meninggal dunia

Dari ayat tersebut Rasulullah mengajarakan hendaknya ketika seseorang telah berkomitmen untuk melakukan sesuatu hal, seharusnya berusaha secara sungguh-sungguh serta bertawakal dan memasrahkan niatnya tersebut kepada Allah semata.

Karena mustahil manusia bisa mewujudkan niatnya tersebut meskipun dalam hal atau urusan yang sangat mudah sekalipun, jika Allah tidak menghendakinya.

Bisa tarik kesimpulan, sebenarnya makna atau arti pengucapan kata insya Allah mencerminkan bahwa sejatinya manusia itu lemah dan membutuhkan pertolongan serta belas kasih Tuhannya dalam setiap urusan.

Baca Juga: Dikabarkan Menteri Agama Tarik Ucapan Soal Batalkan Haji?, Cek Fakta

Kata Insya Allah Sering Disalahartikan

Agama Islam mengajarkan dan memberikan tuntunan syariat kepada seluruh umatnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Termasuk juga ketika hendak membuat janji atau komitmen dengan orang lain, yakni dengan mengucapkan kata Insya Allah.

Namun sayangnya, akhir-akhir ini arti Insya Allah sering salah gunakan untuk lepas tanggung jawab dari janji yang telah dibuat. Kalimat tersebut sering dijadikan senjata sebagai bentuk penolakan atas permintaan orang lain.

Insya Allah juga sering dipakai sebagai dalih untuk ingkar terhadap kesepakatan atau komitmen yang telah dibuat. Padahal kata tersebut merupakan janji tertinggi bagi umat Islam dan merupakan bentuk kesanggupan.

Baca Juga: Rajin Baca Alquran?, Inilah Akibat Jika Terus Menerus Membaca Alquran

Kebiasaan mengucapkan kata Insya Allah ketika hendak berniat melakukan sesuatu di hari esok sudah dilakukan para hamba shalih sejak zaman dahulu. Seperti Nabi Musa yang berjanji untuk taat dan tidak akan bertanya sebelum gurunya menjelaskan ilmu tersebut. Ini diceritakan dalam Qs. Al Kahfi ayat 69.

قَالَ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ صَابِرًا وَّلَآ اَعْصِيْ لَكَ اَمْرًا

“Dia (Musa) berkata, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.”

Baca Juga: Teh Sehat, 5 Manfaat Salah Satunya Untuk Dapat Membakar Kalori

Hal yang sama juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim ketika menyampaikan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail. Kisah ini diceritakan dalam Qs. As Shafat ayat 102.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Baca Juga: Peneliti Harvard Duga Virus Corona Menyebar di Tiongkok Sejak 2019

Seharusnya, kata Insya Allah ini jangan disalahartikan karena sama halnya dengan meremehkan bantuan yang diberikan oleh Tuhan. Sebagai umat muslim, pastinya tahu bahwa janji seperti hutang wajib untuk dibayar dan dipenuhi. Jika sebaliknya maka bisa jadi munafik. Naudzubillah min dzaalik!(Penulis: Galih Ferdiansyah)

 

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: hajinews.id

Tags

Terkini

Terpopuler