Berikut Keutamaan Bulan Dzulhijjah dibandingkan dengan Bulan yang Lainnya

20 Juli 2020, 14:30 WIB
UMAT muslim berdoa di tengah hujan saat melaksanakan wukuf di Jabal Rahmah, Sabtu, 10 Agustus 2019. Jutaan jamaah haji seluruh dunia mulai berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan wukuf yang merupakan salah satu rukun haji. */ANTARA /

RINGTIMES BANYUWANGI-Dua hari mendatang, tahun Hijriyah sudah memasuki bulan Dzul Hijjah, atau biasa disebut bulan Haji atau bulan besar. Bulan dari Tahun Hijriyah ini sangat ditunggu oleh seluruh umat Islam sedunia. Sebab, pada bulan ini terdapat banyak keistimewaan dari pada bulan yang lain.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber,  terdapat keutamaan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzul Hijjah.

1. Islam disempurnakan oleh Allah pada bulan Dzulhijjah

Allah berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian.”  (Qs. Al Maidah: 3)

Baca Juga: Hampir Tak Dapat Petunjuk, Polisi Akui Kesulitan Saat Periksa Rekaman CCTV

Ayat ini merupakan ayat yang disampaikan Rasulullah Saw pada saat Beliau melaksanakan ibadah haji terakhir (haji wada’).

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa agama Islam merupakan agama yang paling sempurna di sisi Allah SWT, bahwa Allah SWT telah memberikan kenikmatan sempurna pada umat Islam ketika dia mengikuti ajaran agama Islam.

2. Puasa bulan Arafah lebih utama dari puasa Asyura sekalipun

Pada hari arafah, atau hari ke Sembilan bulan Dzul Hijjah, umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk melaksanakan puasa.

Jika puasa pada 10 Muharram memiliki keutamaan yang besar, maka keutamaan puasa Arafah lebih besar dari pahala puasa Asyura.

Dari Abu Qatadah Al-Anshari Ra, ia berkata;

 صوم عاشوراء يكفر السنة الماضية وصوم عرفة يكفر السنتين الماضية والمستقبلة (رواه النسائي)

“Bahwa Rasulullah a pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, lalu Rasulullah a menjawab; “Ia menghapuskan dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang.” Rasulullah  ditanya tentang puasa hari Asyura’, lalu beliau menjawab, “Ia menghapus dosa-dosa tahun yang lalu.”

Hadis tersebut menjelaskan bahwa, jika puasa Asyura menghapuskan dosa setahun lalu, maka puasa Arafah menghapuskan dosa selama satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Tentang Laut Cina Selatan yang Jadi Rebutan Antar Negara di Asia

Jika umat Islam tidak melaksanakannya, maka sungguh mereka termasuk orang – orang yang merugi.

3. Dilaksanakannya ibadah Haji

Ibadah haji, sebagai penyempurna pelaksanaan rukun Islam, dilaksanakan pada bulan Dzul Hijjah.

Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: ”Barangsiapa haji karena Allah, lalu ia tidak melakukan perbuatan rafas dan perbuatan fasik, maka ia kembali dalam keadaan seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.”

Dari hadis tersebut, dijelaskan bahwa ibadah haji dapat menghapuskan dosa umat Islam, sehingga mereka kembali dalam keadaan fitrah tanpa dosa seperti saat ia baru dilahirkan.

4. Berkurban

Dalam surat Al Kautsar ayat 2, Allah SWT berfirman:

فصل لربك وانحر

“Maka shalatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah!” (Qs. Al Kautsar: 2)

Dari ayat tersebut jelas diterangkan perintah berkurban. Namun, di balik adanya perintah berkurban, terdapat kisah pembuktian keimanan Nabi Ibrahim As yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Isma’il As.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Tentang Laut Cina Selatan yang Jadi Rebutan Antar Negara di Asia

Saat perintah tersebut akhirnya dilaksanakan, Allah SWT mengganti sembelihan Nabi Ibrahim As, dari puteranya diganti dengan seekor domba. Dari asbabun nuzul perintah penyembelihan hewan kurban tersebut, dapat diambil hikmah bahwa setiap harta yang kita miliki di dunia merupakan titpan Allah SWT yang sewaktu – waktu dapat dicabut hak tersebut.

Selain ibadah itu, dari pelaksanaan kurban, ada nilai sosial yang didapat. Umat Islam yang mampu berkurban, pada hari tersebut, mengorbankan hewan peliharaannya untuk dibagikan kepada sesama. Dari situ, umat Islam mengokohkan kerukunan antar sesama manusia (hablun minannaas).***

 

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler