Terjemahan Surah Al-Ikhlas, Lafaz, Serta Maksud Dalam Tafsir Jalalain

17 Agustus 2020, 10:00 WIB
Surah Al-Ikhlas dan terjemahannya menurut Tafsir Jalalain /

RINGTIMES BANYUWANGI - Surah Al-Ikhlas merupakan surah yang bersejrarah dalam kehidupan Rasulullah Saw, Ali Bin Abi Thalib maupun Fatimah Az-Zahra'.

Sebab, surah Al-Ikhlas inilah yang dijadikan mahar Ali bin Abi Thalib menikahi putri Rasulullah Saw, Fatimah Az-Zahra'.

Kenapa membaca surah Al-Ikhlas tiga kali setara mengkhatamkan Alquran?

Baca Juga: Salawat Thibbil Qulub Lafaz Terjemahan dan Faedahnya

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari kitab Tafsir Jalalain, berikut maksud dari surah al-Ikhlas tersebut.

Surah ini adalah surah Makkiyah (turun sebelum hijrah) atau bisa juga surah Madaniyah (turun bakda hijrah), terdiri dari empat ayat.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah berkata,

سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَبِّهِ فَنَزَلَ:

{ قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ } فَاللهُ خَبَرُ «هُوَ» وَ «أَحَدٌ» بَدَلٌ مِنْهُ أَوْ خَبَرٌ ثَانٍ .

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang Rabbnya, lantas turunlah firman Allah:

(Katakanlah, “Dialah yang Maha Esa”), lafaz jalalah “Allah” adalah khabar dari lafaz “huwa”, sedangkan lafaz “ahadun” adalah badal dari lafaz jalalah “Allah”, atau khabar kedua dari lafaz “huwa”.

Baca Juga: Cicit WR Soepratman Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dari California

{ اللهُ الصَّمَدُ { مُبْتَدَأٌ وَخَبَرٌ : أَيْ المَقْصُوْدُ فِي الحَوَائِجِ عَلَى الدَّوَامِ .

(Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu), lafaz ayat ini terdiri dari mubtada dan khabar (lafaz jalalah “Allah” adalah mubtada dan “Ash-Shamad” adalah khabar). Kalimat tersebut berarti Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-selamanya.

{ لَمْ يَلِدْ { لاِنْتِفَاءِ مُجَانِسَتِهِ . { وَلَمْ يُولَدْ } لاِنْتِفَاءِ الحُدُوْثِ عَنْهُ .

(Dia tiada beranak), karena tiada yang menyamai Allah atau sejenis dengan Allah, (dan tidak pula diperanakkan) karena mustahil hal ini terjadi bagi-Nya.

{ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ{ أَيْ مُكَافِئاً ومُمَاثِلاً وَ «لَهُ» مُتَعَلِّقٌ بِ «كُفَواً» وَقُدِّم عَلَيْهِ لِأَنَّهُ مَحَطُّ القَصْدِ بِالنَّفْيِ ، وَأُخِّرَ «أَحَدٌ» وَهُوَ اِسْمُ «يَكُنْ» عَنْ خَبَرِهَا رِعَايَةً لِلفَاصِلَةِ .

(Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Allah), atau yang semisal dengan-Nya. Lafaz “lahu” berkaitan (muta’alliq) kepada lafaz “kufuwan”. Lafaz “lahu” ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafian. Kemudian lafaz “ahadun” diakhirkan letaknya padahal ia sebagai isim dari lafaz “yakun”, sedangkan khabar yang seharusnya berada di akhir mendahuluinya. Demikian itu karena menjaga fasilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat.

Baca Juga: Segera Cek, Promo Serba Gratis dan Produk Spesial Mingguan di Alfamart, Hari ini 17 Agustus 2020

Catatan:

  1. Surah Al-Ikhlas khusus membicarakan tentang Allah. Itulah alasannya kenapa surah Al-Ikhlas disebut sepertiga Al-Qur’an (tsulutsul Quran) karena dalam Al-Qur’an dibicarakan khusus tentang Allah. Padahal Al-Qur’an kandungannya adalah hukum, berita (cerita), dan tauhid.
  2. Bahasan yang ada dari tafsir surah Al-Ikhlas dari Tafsir Jalalain adalah penafsiran dari sisi bahasa, lebih khusus dari sisi ilmu nahwu.
  3. Allah itu Ahad (Maha Esa).
  4. Allah itu Ash-Shamad, artinya Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-selamanya.
  5. Allah tidak beranak dan juga tidak diperanakkan karena memang tidak ada yang sejenis dengan Allah dan sifat itu mustahil bagi Allah.
  6. Tidak ada yang sekufu (setara) atau semisal dengan Allah.
  7. Ayat Al-Qur’an punya kekhasan dengan diakhiri huruf yang sama, seperti dalam surah Al-Ikhlas dengan huruf “dal”.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler