Mengeraskan Bacaan Zikir Merupakan Sunah Nabi , Berikut Dalilnya.

29 Agustus 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi mengeraskan zikir yang merupakan sunah Nabi Saw /

RINGTIMES BANYUWANGI - Tradisi mengeraskan zikir, baik setelah salat maupun pada saat acara tahlilan, sudah beredar luas di masyarakat. Bahkan, mengeraskan zikir pada saat tahlilan sudah menjadi ciri khas sekelompok besar warga muslilm di Indonesia.

Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat beberapa pendapat yang menyatakan bahwa mengeraskan suara ketika zikir itu tidak dianjurkan.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, terdapat sebuah hadis shahih yang berkaitan dengan mengeraskan bacaan zikir.

Baca Juga: Dalil Menjawab Surat At-Tin, Bacaan serta Terjemahannya

Dari Ibnu Jarir, ia berkata, ‘Amr telah berkata padaku bahwa Abu Ma’bad yang merupakan bekas budak Ibnu ‘Abbas mengabarkan kepadanya bahwa Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – . وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَفُوا بِذَلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ

Mengeraskan suara pada dzikir setelah shalat wajib telah ada di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Ibnu ‘Abbas berkata, “Aku mengetahui bahwa shalat telah selesai dengan mendengar hal itu, yaitu jika aku mendengarnya.” (HR. Bukhari no. 805 dan Muslim no. 583).

Menurut Imam Abidin dalam kitabnya, Imam al-Ghazali menyamakan zikir sendirian dan zikir berjamaah dengan azan sendirian dan azan berjamaah, dimana suara azan berjamaah akan membelah udara melebihi suara azan yang dilakukan seorang diri.

Baca Juga: Biografi Sutan Syahrir, Perintis Kemerdekaan Berjuluk Bung Kecil Yang Berjasa

Demikian pula, zikir berjamaah juga akan lebih berpengaruh terhadap hati seseorang dalam menyingkap tabir yang menyelimuti hati daripada zikir seorang diri.

Berangkat dari keutamaan zikir secara berjamaah yang telah disepakati oleh para ulama salaf dan khalaf tersebut, maka para ulama dalam setiap kurun waktu selalu melakukan zikir berjamaah.

Ibnu Taymiyah pun secara rutin melakukan zikir berjamaah dan membaca surat Al-Fatihah setiap selesai salat Subuh hingga terbitnya matahari.

Cerita tersebut diriwayatkan oleh Umar ibn Ali al-Bazzar yang merupakan murid dari Ibnu Taymiyah, ia merupakan saksi mata dari amalan yang dilakukan oleh gurunya tersebut.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 29 Agustus 2020, Libra Akan Mengejutkan Orang di Sekitarnya

"Apabila Ibnu Taymiyah selesai salat Subuh, maka ia berzikir kepada Allah secara bersama-sama jamaah yang hadir dengan doa yang warid (datang dari Nabi Saw) 'Allahumma Antas Salam...'. Kemudian dia menghadap kepada jamaah, lalu bersama-sama mereka membaca tahlil yang warid, lalu membaca subhanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar, masing-masing 33 kali, dan melengkapi yang keseratus dengan tahlil yang warid. Kemudian ia berdoa untuk dirinya, jamaah, dan seluruh kaum muslimin. Selanjutnya dia membaca surah Al-Fatihah, mengulang-ulangnya, yakni sejak terbitnya fajar hingga matahari naik ke atas. Hal tersebut sebagai bukti kekuatan kecerdasannya dan pandangan hatinya yang jitu."

Dengan demikian, jelas sudah bahwa mengeraskan bacaan zikir merupakan kebiasaan Nabi Saw, para sahabat, ulama salaf, hingga mengalir kepada era modern saat ini.***

 

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler