8 Hal yang Dilarang Saat Berhubungan Suami Istri Agar Mendapat Pahala

17 Oktober 2020, 18:45 WIB
Ilustrasi Pasangan Sejoli /unsplash.com/Oziel Gomez/

RINGTIMES BANYUWANGI - Berhubungan suami istri atau bersenggama adalah aktivitas yang wajib dilakukan bagi sepasang suami dan istri. Aktivitas menyenangkan ini dapat meningkatkan rasa cinta dan keharmonisan dalam rumah tangga.

Menurut pandangn Islam, berjima' bebas dilakukan oleh sepasang suami istri. Hal ini telah diterangkan pada Al-Quran mengenai kebebasan untuk bersenang-senang dan bebas menggauli istrinya.

Akan tetapi, terdapat beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan oleh sepasang suami istri. Bahkan, terdapat beberapa hal yang diharamkan oleh Allah SWT melalui haditsnya.

Baca Juga: 8 Gejala Rematik yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kesemutan

Dilansir oleh ringtimesbanyuwangi.com dari islampedia.com berikut adalah hal-hal yang dilarang saat berhubungan suami istri.

1. Dilarang berhubungan pada malam awal, pertengahan, dan akhir bulan

Ibnu Yamun berkata :“Dilarang bersenggama (menurut pendapat yang masyhur) di malam hari raya Idul Adha, Demikian pula di malam pertama pada setiap bulan. Di malam pertengahan pada setiap bulan, Bagitu pula dimalam terakhir pada setiap bulan.”

Hal itu berdasarkan pada sabda Rasulullah SAW: “Janganlah kamu bersenggama pada malam permulaan dan pertengahan bulan.”

Al-Imam Ghazali mengatakan, bahwa bersenggama makruh dilakukan pada tiga malam dari setiap bulan, yaitu: pada malam awal bulan, malam pertengahan bulan, dan pada malam terakhir bulan.

Hal ini disebabkan oleh setan yang menghadiri setiap persenggamaan yang dilakukan pada malam-malam tersebut.

2. Dilarang datang diam-diam pada istri

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوْقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمَغِيْبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ

“Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya." (HR. Bukhari no. 5246 dan Muslim no. 715).

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ لَيْلاً يَتَخَوَّنُهُمْ أَوْ يَلْتَمِسُ عَثَرَاتِهِمْ

“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya” (HR. Muslim no. 715).

Baca Juga: Terkuak, Tora Sudiro dan Mieke Amalia Akui Perselingkuhannya

3. Dilarang berjima’ saat ihram

Larangan tersebut sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ

“Barang-siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan menger-jakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. (QS. Al Baqarah: 197).

Ibnu Abbas berkata dalam menafsiri ayat di atas:

“Ar-Rafats adalah jima’ (melakukan hubungan seks).

4. Boleh telanjang tapi harus ditutupi selimut

Dari ‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah).

5. Menggunakan awalan dan tidak langsung berhubungan intim

Larangan berhubungan intim tanpa awalan ataupun pendahuluan ini sesuai dengan sabda Rasulullah,

“Siapa pun di antara kamu, janganlah menyamai isterinya seperti seekor hewan bersenggama, tapi hendaklah ia dahului dengan perantaraan.

Selanjutnya, ada yang bertanya: Apakah perantaraan itu?

Rasulullah SAW bersabda, “yaitu ciuman dan ucapan-ucapan romantis”. (HR. Bukhariy dan Muslim).

Baca Juga: Memanas, Trump Akan Tinggalkan Amerika Jika Joe Biden Menang dalam Pilpres AS

6. Suami dilarang mendahului istri

Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang diantara kamu menjima’ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya.” (HR. Abu Ya’la).

7. Dilarang melakukan di tempat terbuka

Ketika melakukan hubungan suami istri haruslah dilakukan di tempat yang tertutup dan tidak dapat dilihat oleh siapapun. Islam sangat melarang memperlihatkan aurat apalagi hubungan badan pada siapa saja.

8. Tidak berhubungan badan saat badan masih kotor

Seperti Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata:

"Rasulullah pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya,

“Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?”

Kemudian Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler