4 Keistimewaan Puasa Syawal, Sebagai Tanda Syukur Kepada Allah

- 16 Mei 2021, 12:30 WIB
Berikut keistimewaan puasa Syawal. Siapa saja yang berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.
Berikut keistimewaan puasa Syawal. Siapa saja yang berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun. /Unsplash.com/ Artur Aldyrkhanov

RINGTIMES BANYUWANGI – Bulan Ramadhan telah usai, dan terbitlah bulan Syawal.

Puasa adalah ibadah yang paling istimewa di bulan Ramadhan. Sebagian umat muslim akan melanjutkan puasa setelah Idul Fitri, yakni puasa enam hari di bulan Syawal.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Tiga Perempuan yang Dinikahi Rasulullah di Bulan Syawal

Selain mendapat keutamaan berupa pahala puasa satu tahun, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan lima keutamaan puasa sunnah di bulan Syawal, sebagaimana Ringtimesbanyuwangi.com lansir dari laman Islam.nu, Minggu 16 Mei 2021.

1. Penyempurna puasa Ramadhan

Umat muslim dianjurkan melaksanakan shalat sunnah rawatib, yakni qabliyah dan bakdiyah sebagai penyempurna shalat fardhu.

Dengan melaksanakan shalat sunnah tersebut, maka shalat fardhu menjadi sempurna. Begitu pun puasa sunnah Syawal yang dapat menyempurnakan puasa Ramadhan.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal, Pahala 10 Kali Lipatnya

2. Menyempurnakan pahala puasa

Hadits Rasulullah dalam kitab Shahih Muslim menjelaskan bahwa “siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.”

3. Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT

Melaksanakan puasa Syawal selama enam hari merupakan tanda syukur kita terhadap Allah SWT atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan.

Puasa di bulan Ramadhan sesungguhnya meniscayakan ampunan bagi orang yang menjalankannya. Rasulullah SAW bersabda,

Baca Juga: 4 Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Syawal, Peperangan hingga Pernikahan Nabi

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.”

Dalam riwayat lain: “siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramdhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Atas ampunan itulah, kita umat muslim harus bersyukur kepada Allah dengan melakukan puasa Syawal.

Baca Juga: Niat Puasa Syawal, Ketentuan Waktu dan Terjemahannya

4. Ibadah di bulan Ramadhan tidak terputus

Puasa Syawal dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk usaha untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan.

Artinya, dengan selesainya bulan Ramadhan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan juga ikut selesai.

Untuk itu, umat muslim hendaknya berusaha mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya, seperti bulan Syawal.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: ISLAM NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x