Network
/photo/2021/04/09/1111766109.jpg)
RINGTIMES BANYUWANGI – Seorang gadis yang mengaku cinta Islam menangis di hadapan Dr. Zakir Naik.
Gadis tersebut sangat suka anjing dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Namun, ia sedih karena Islam melarang Muslim memelihara anjing.
“Mereka bilang padaku bahwa aku bukan Muslim hanya karena aku punya anjing sebagai peliharaan,” kata gadis tersebut sambil menangis.
Baca Juga: Pria Ateis Bertanya Tentang Allah, Begini Jawaban Dr Zakir Naik
“Aku tidak menemukan apapun dalam Qur’an yang berkata haram untuk memelihara anjing,” lanjutnya.
Dr. Zakir Naik pun menjelaskan bahwa bagi umat Muslim, memelihara anjing di rumah sebagai peliharaan adalah diharamkan.
Namun, memelihara anjing untuk berburu, untuk menjaga rumah tidak dipermasalahkan.
Baca Juga: Kisah Gadis Amerika yang Masuk Islam Setelah Bertemu Pemuda Muslim di Dalam Lift
“Para nabi punya anjing adalah untuk menjaga hewan-hewan gembalanya agar tetap berkerumun, ini dibolehkan,” ujar Dr. Zakir Naik, dilansir dari kanal YouTube Lampu Islam pada Rabu, 4 Agustus 2021.
“Jadi jikau kau memakai anjing untuk berburu, ini boleh. Kau gunakan untuk menjaga gembala, ini boleh. Kau gunakan untuk menjaga rumahmu, ini boleh, tapu di dalam rumah sebagai peliharaan tidak boleh. Ini diharamkan,” jelasnya.
Dr. Zakir Naik menjelaskan bahwa air liur anjing itu najis.
Baca Juga: Peneliti Kristen Ini Yakini Al-Qur’an Tidak Lengkap, Dr Zakir Naik Beri Tantangan
“Sains bahkan memberi tahu kita bahwa air liur anjing terdapat berbagai macam penyakit padanya. Salah satunya adalah hydrophobia. Hydrophobia artinya takut akan air” kata Dr. Zakir Naik.
Dr. Zakir Naik juga menjelaskan bahwa secara islami, memelihara anjing sebagai hewan peliharaan adalah salah.
“Secara Islam, memelihara anjing itu haram. Itulah kenapa Rasulullah bersabda, jika anjing itu menjilat bejana apa pun kau harus menggosoknya tiga kali dengan tanah.”
“Dan di zaman sekarang, sains berkata bahwa bahkan jika kau normalnya mencuci bejana yang dijilat anjing, bakterinya masih ada di sana,” pungkas Dr. Zakir Naik.***
