Kata Ashaum Dan Ashiyaam Ditinjau Dari Sufistik

- 21 Mei 2020, 16:00 WIB

RINGTIMES – Di depan pintu masuk makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Cukir, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Dua kata yang sangat singkat, yang sangat populer setiap kali memasuki Bulan Suci Ramadhan, yakni ashiyaam dan ashaum. Pada kesempatan kali ini, kita akan berbicara tentang kata tersebut.

Pakar Filologi Arab, Abu Hilal Al Askari dalam Kitab Al Furuq al Wauwiyah, setiap ada perubahan morfologis pada satu kata, maka dia akan mengalami perubahan atau perbedaan makna, termasuk perbedaan kata ashaum dan ashiyaam.

Baca Juga: Pendidikan Agama Islam Harus Dihapus Agar Negara Maju?Cek Faktanya

adapun ditinjau dari sufistik, kata ashiyaam lebih sering diasosiasikan dengan kegiatan-kegiatan syariat, sementara kata ashaum lebih pada persoalan tarikat.

Namun penemuan kata ashaum itu ketika Allah menjelaskan tentang seorang perempuan suci yang telah melahirkan Nabi Isa AS, yaitu Ibunda  Siti Maryam.

Ketika Allah SWT selesai mengalirkan sungai di bawah kakinya dan menurunkan kurma segar di samping beliau ketika hendak melahirkan Nabi Isa, Allah berfirman, "Maka makan dan minumlah serta tenangkan hatimu.

Baca Juga: Benarkah!! Perbedaan Dalam Mencari kemuliaan Ramadhan Pada Masa Pandemi Dengan Tahun Lalu

Bila nanti bertemu seseorang, katakan kepadanya 'Saya sudah berjanji kepada Allah untuk melakukan shaum (puasa), maka saya tidak akan berbicara kepada siapapun'."

sehingga kata puasa atau shaum yang dilakukan Siti Maryam, puasa dalam tataran tarikat, puasa berbicara. Beliau berjanji kepada Allah untuk puasa berbicara, tidak melayani siapapun yang mengajak bicara kepadanya.

 

 

 

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x