وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya”. (QS Hud: 6)
Dalam hadis dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang proses penciptaan manusia.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Minta Ikhlaskan Dana Haji untuk Pemerintah? Cek Faktanya
Berita ini sebelumya telah terbit di HAJINEWS.ID dengan judul Konsep Rezeki
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ
“Kemudian diutus malaikat ke janin untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk mencatat 4 takdir, takdir rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR Muslim 6893)
Turunan dari prinsip ini bahwa siapapun anggota keluarga yang nafkahnya menjadi tanggung jawab kita, hakekatnya yang memberi rizki mereka adalah Allah dan bukan kepala keluarga. Kepala keluarga yang bekerja hanya perantara untuk rizki yang Allah berikan bagi anak-anaknya.
Ibnu Katsir menceritakan,
Ada seseorang yang mengadu kepada Ibrhim bin Adham – ulama generasi Tabi’ut Tabi’in – karena anaknya yang banyak. Kemudian beliau menyampaikan kepada orang ini,
Baca Juga: Kapal Cost Guard Milik Tiongkok Ini Mendapat Julukan Monster Laut
اِبعَثْ إِلَيَّ مِنهُمْ مَنْ لَيْسَ رِزْقُهُ عَلَى اللهِ، فَسَكَتَ الرَّجُل