Wafat di Usia Muda dengan Karya yang Mendunia, Tajuddin as-Subuki

- 14 Juni 2020, 09:35 WIB
ILUSTRASI mengkhatamkan Alquran selama Ramadhan 1441 hijriah.*
ILUSTRASI mengkhatamkan Alquran selama Ramadhan 1441 hijriah.* /Pixabay/

 

RINGTIMES BANYUWANGI- Dalam kajian ushul fiqh, khususnya di beberapa pondok pesantren salaf, kitab Jam’ul al-Jawami’ adalah sebuah masterpiece yang tak lekang oleh zaman. Karya besar ini ditulis oleh seorang ulama besar bergelar Tajuddin as-Subuki (mahkota agama dari desa Subuki).

Ada sebuah idiom khas pesantren, “Belum dikatakan menguasai ilmu ushul fiqh, sebelum mampu memahami kitab Jam’ul al-Jawami”.

Kitab Jam’ul al-Jawami’ adalah karya yang dihasilkan berkat penelitian yang sangat panjang sebagaimana yang diutarakan Tajuddin as-Subuki dalam mukadimah dalam kitab Jam’ul al-Jawami’. “Aku menuliskan kitab Jam’ul al-Jawami’ dengan kaidah yang disepakati para ulama. Aku menulisnya dengan sangat berhati-hati dan bersungguh-sungguh. Dan aku telah meneliti lebih dari seratus karya tulis yang ditulis oleh ulama terdahulu. Kitab Jam’ul al-Jawami’ ini adalah kitab yang telah mencakup seluruh karya tulisku yang terdahulu dalam ilmu Ushul Fiqh”.

Baca Juga: Beginilah Penjelasan Mengapa Tidur Anak Harus Dipisah Dari Orang Tua

Beliau bernama lengkap Abdul Wahhab bin Ali bin Abdul Kafi bin Ali bin Tamam as-Subuki. Dijuluki juga dengan Tajuddin as-Subuki. Ayah beliau yang dijuluki dengan Taqiyuddin as-Subuki (pelindung agama dari desa Subuki) terlahir dari sebuah desa di provinsi Manufiyyah, negara Mesir, yang bernama desa Subuki atau yang sekarang dikenal juga dengan nama desa Subuki al-‘Uwaidhat.

Leluhur Tajuddin as-Subuki adalah pembesar dari kalangan Anshar (golongan shahabat Nabi yang berasal dari kota Madinah). Menurut Abdul Hayy Ibnu Imad dalam kitab Syudzurat adz-Dzahab fi Akhbar min Dzahab (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1986, vol. 6 hal. 221), Tajuddin as-Subuki lahir di kota Kairo pada tahun 727 H.

Kemudian, pada Jumadil Akhir tahun 739 H ayah beliau Taqiyuddin as-Subuki diangkat menjadi qadhi di kota Damaskus, negara Suriah. Oleh karena itu, Tajuddin as-Subuki sejak umur sebelas tahun telah dibawa ayahnya untuk belajar kepada para pembesar ulama negara Suriah.

Baca Juga: Saat Tataran Normal Baru Kemendag Terus Dorong Ekspor Makanan Olahan

Di antara guru-guru dari Tajuddin as-Subuki adalah ayah beliau sendiri yaitu Taqiyuddin Ali bin Abdul Kafi as-Subuki (w. 756 H), Fathuddin Muhammad bin Muhammad al-Andalusi (w. 734 H), Aminuddin Abdul Muhsin bin Ahmad as-Shabuni (w. 736 H), Zainab bin al-Kamal Ahmad al-Maqdisi (w. 740 H), Abu Hajjaj Yusuf bin az-Zakki (w. 742 H), Syamsuddin Muhammad adz-Dzahabi (w. 748 H), Muhammad bin Abu Bakar Ibnu Naqib (w. 745 H), dan Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf al-Andalusi (w. 745 H).

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x