Hari Tasyrik menjadi hari ibadah haji disempurnakan dengan bermalam di Mina. Pada tempo itu juga jemaah haji melakukan lempar jumrah dan tawaf terakhir di Masjidil Haram.
Hari tasyrik adalah salah satu dari banyak hari yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Berikut firman keistimewaan hari Tasyrik.
“Bertasbihlah kepada Allah pada hari-hari yang telah ditentukan. Tetapi barang siapa yang tergesa-gesa pergi dalam dua hari, maka tidak mengapa baginya, dan barang siapa yang tetap tinggal, tidak mengapa baginya, jika tujuannya adalah untuk berbuat kebaikan. Maka bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu akan dikumpulkan kepada-Nya,” (QS. Al-Baqarah: 203).
Selain itu juga hari Tasyrik ialah hari perayaan bagi umat Islam, maka disarankan untuk tidak berpuasa selama 3 hari sebagaimana pesan Rasulullah SAW melalui haditsnya.
“Hari tasyrik adalah hari-hari makan dan minum (berpesta),” (HR. Muslim).
Baca Juga: Niat dan Tatacara Puasa Tarwiyah dan Arafah Beserta Keutamannya
Pesan di balik hari Tasyrik adalah memperbolehkan jemaah haji untuk merayakan hari raya Idul Adha dengan makan daging yang mereka kurbankan.
Jamaah haji pada jaman dulu biasanya datang dengan jarak yang cukup jauh dan daging kurban adalah makanan yang berharga bagi mereka.