RINGTIMES BANYUWANGI - Pada 10 Muharram, umat Islam dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan sunnah, di antaranya adalah mengusap kepala anak yatim sembari membaca doa.
Rasulullah Saw merupakan orang yang sangat menyayangi anak yatim. Bahkan, Rasulullah sendiri telah menyatakan sebuah hadis bahwa beliau akan bergandengan dengan orang yang menyayangi anak yatim ibarat jari telunjuk dan jari tengah.
Dalam hal ini, sebagai pengikut Rasulullah Saw, sudah sepantasnya seorang muslim mengusap kepala anak yatim sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
Baca Juga: Ternyata Surga itu Dekat saat Hari Kiamat
Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari kitab Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani menyebutkan,
وورد في فضل مسح رأس اليتيم حديث أخرجه احمد والطبراني عن أبي امامة بلفظ من مسح رأس يتيم لا يمسحه الا لله كان له بكل شعرة تمر يده عليها حسنة وسنده ضعيف ولأحمد من حديث أبي هريرة ان رجلا شكى إلى النبي صلى الله عليه و سلم قسوة قلبه فقال اطعم المسكين وامسح رأس اليتيم وسنده حسن
Berkaitan dengan mengusap anak kepala anak yatim, ulama mengartikannya sebagai makna hakiki (makna yang sebenarnya) yaitu mengusap kepala anak yatim dengan tangan, dan ulama lainnya mengartikannya sebagai makna kinayah (kiasan) berupa melakukan perbuatan baik seperti santunan kepada anak yatim dan perlakuan lembah lembut dan sebagainya.
Namun, ketika seorang muslim menggunakan makna hakiki, yakni mengusap kepala anak yatim, seorang muslim dianjurkan untuk membaca doa berikut beserta terjemahannya;
.اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِي خَطِيْتي فيالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
Artinya: Ya Allah ampunilah aku, yakni kesalahan-kesalahanku, di dunia dan akhirat.***