Simak Mitos dan Peristiwa-peristiwa Bersejarah dalam Islam di Bulan Safar

- 19 September 2020, 19:45 WIB
ilustrasi: Bulan Safar dan peristiwa yang terjadi di bulan tersebut
ilustrasi: Bulan Safar dan peristiwa yang terjadi di bulan tersebut /pixabay/mohamed_hassan/

RINGTIMES BANYUWANGI – Dahulu, menurut beberapa kepercayaan masyarakat Islam di nusantara, khususnya bagi masyarakat Sunda dan Jawa bulan Safar merupakan bulan yang penuh dengan kehati-hatian. Pasalnya, pada bulan ini masyarakat percaya akan banyak hal dan kesialan yang terjadi.

Menurut beberapa kelompok masyarakat di daerah tertentu ternyata masih menganggap dan percaya terhadap mitos yang menyatakan bahwa bulan Safar sebagai bulan kesialan, penuh bencana, penyakit, panas, dilarang melangsungkan pesta pernikahan ataupun sunatan, dan nahas.

Untuk itulah perlu hal-hal yang signifikan untuk merekonstruksi kepercayaan dan keyakinan terhadap pemahaman masyarakat pada bulan Safar. Agar tidak menjadi sebuah mitos dan trauma yang menakutkan karena fakta menurut Islam tidaklah seperti itu.

Baca Juga: Waspada, Sering Ngantuk Bisa Jadi Pertanda Diabetes

Menurut catatan sejarah Islam, terdapat banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dibulan Safar yakni:

1. Berlangsungnya perkawinan Nabi Muhammad Saw dengan Khadijah binti Khuwalid,

2. Peperangan pertama yang diikuti Rasulullah Saw, yakni perang ‘Wudan’ atau ‘Abwa’ untuk menentang kekufuran,

3. Peperangan Zi-Amin dan Bi’ru Ma’unah yang terjadi pada tahun ke-3 dan ke-4 Hijriyah, dibawah pimpinan Al-Munzir bin ‘Amr As Sa’idiy,

4. Perang Khaibar terhadap orang-orang Yahudi, terjadi pada tahun ke-7 Hijriyah,

5. Peperangan Maraj Rahit pada tahun ke-13 Hijriyah di pinggiran kota Damaskus (Syiria) di bawah pimpinan Khalid bin Al-Walid,

6. Pelantikan ‘Abd. Rahman Al Ghafiqiy sebagai Gubernur Andalusia (Spanyol) pada thun 113 Hijriah,

7. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (ulama besar Kalimantan) dilahirkan pada tanggal 15 Safar 1122 H,  dan lain-lain.

Dengan demikian bulan Safar tidak selalu identik dengan bulan kejelekan atau bulan kesialan. Alquran dengan tegas menyatakan:

‘Katakanlah (wahai Muhammad), tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung yang menyelamatkan kami dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.’ (QS. At-Taubah 51).

‘Dan janganlah engkau menyembah atau memuja yang lain dari Allah yang tidak mendatangkan manafaat kepadamu dan juga tidak dapat mendatangkan mudharat kepadamu. Sekiranya engkau mengerjakan yang demikian, maka jadilah engkau orang-orang yang berlaku zalim (terhadap diri sendiri dengan perbuatan syirik itu).’

Baca Juga: Pemakaian Masker Scuba Tidak Direkomendasikan oleh Para Dokter, Ini Alasannya

Aqidah murni menjadi sendi dalam masyarakat, tauhid menjadi paksi dan rohnya. Oleh itu, agenda memperkukuh akidah merupakan tugas setiap individu. Ilmu agama yang cetek perlu didalami kerana ia merupakan benteng paling berkesan dari terjebak ke lembah khurafat dan syirik.

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ

Barangsiapa yang menangguhkan hajatnya kerana al-Thayrah (ramalan buruk kerana sesuatu) maka dia telah berbuat syirik. Hadist riwayat Imam Ahmad.

طِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلاَثًا وَمَا مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ. 

Al-Thiyarah (menyandarkan keburukan kepada sesuatu) itu syirik, al-Thiyarah itu syirik tiga kali. Dan tidak ada seoarang pun dari kita, kecuali (telah terjadi dalam dirinya pengaruh al-Thiyarah tersebut) akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakal – Hadist riwayat Imam Abu Dawud.

اللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ. 

Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu dan tidak ada kesialan kecuali kesialan daripada-Mu dan tidak ada Tuhan selain-Mu. – Hadist riwayat Imam Ahmad.

Syaikh Muhammad ‘Abdussalam al-Syaqiry yang berkata:

Pada hari Rabu terakhir bulan Safar kononnya disunatkan untuk mengerjakan sholat sunat empat rakaat. Waktu mengerjakannya adalah setelah terbit matahari dan sebelum masukya waktu Zuhur.

Pada setiap rakaat hendaklah dibaca surah al-Fatihah sekali, surah al-Kautsar tujuh belas kali, al-Ikhlas lima kali, Surah al-Falaq, dan al-Naas sekali dengan dikerjakan dengan hanya satu tahiyat. Setelah selesai solat ini hendaklah membaca doa seperti berikut.

Baca Juga: Akhirnya, Presiden Jokowi Siap Bacakan Teks Pidato untuk Sidang Majelis Umum PBB Secara Virtual

Dalam buku al-Futuhat al-Haqqaniy pengikut tarekat tersebut diajar amalan tertentu untuk hari Rabu terakhir bulan Safar bertujuan untuk menolak bala. Di antara amalan-amalannya adalah membaca kalimah syahadah sebanyak tiga kali, beristighfar tiga ratus kali, membaca ayat al-Kursi tujuh kali, suraf al-Fiil tujuh kali dan dihadiahkan kepada diri sendiri dan juga ahli keluarga.

Kononnya dianjurkan untuk memperbanyakkan sedekah pada bulan Safar bertujuan untuk menjauhkan diri dari penderitaan dan nasib malang.

Terdapat juga segelintir pihak yang beranggapan dianjurkan untuk mengerjakan ibadah korban pada tarikh 27 Safar.

لاَ عَدْوَى وَلاَ صَفَرَ وَلاَ هَامَةَ. 

Tiada penyakit yang berjangkit (dengan sendiri), tiada (keburukan ataupun kesialan pada bulan) Safar dan tiada (kecelakaan yang bersangkutan dengan) burung hantu. – Hadist riwayat Imam al-Bukhari.

Itulah fakta dan mitos yang masyarakat percayai terhadap datangnya bulan Safar. Semoga amalan-amalan ibadah kita selalu diterima oleh Allah SWT.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x