Puisi Kami Muak dan Bosan Karya Taufik Ismail

25 Februari 2021, 21:50 WIB
Taufiq Ismail. /Instagram @taufiqismail.id/

RINGTIMES BANYUWANGI – Satire adalah puisi yang didalamnya berisi kritik maupun sindiran.

Puisi satir biasanya di tunjukan kepada orang, negara dan lain-lainnya. Seperti salah satu puisi yang dbuat oleh sastrawan Indonesia juga seorang penyair, yaitu Taufik Ismail.

Puisinya sering dibawakan saat acara lomba pembacaan puisi, salah satunya pada Maret 2017.

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal YouTube Muhammad Subhan pada Kamis, 25 Februari 2021.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Memberi Solusi Krisis Air Bersih di NTT

Dalam penyelenggaraan lomba membaca puisi tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Jawa Timur yang diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan yaitu, BEM & DPM Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Puisi Taufik Ismail yang berjudul ‘Kami Muak dan Bosan’ dibawakan oleh seorang siswi MAN 1 Lamongan, Jawa Timur.

Judul : Kami Musak dan Bosan

Karya : Taufik Ismail

 Baca Juga: Puisi Zhafir Khairan Akalanka Berjudul IMITASI, Syair Kebangkitan

Dahulu di abad-abad yang silam:

Negeri ini pendulunya begitu ras serasi dalam kedamaian

Alamnya indah, gunung dan sungainya rukun berdampingan,pemimpinnya jujur dan ikhlas memperjuangkan kemerdekaan

Ciri utama yang tampak adalah kesederhanaan

Hubungan kemanusiaanya adalah kesantunan

Dan kesetiakawanan

Semuanya ini fondasinya adalah

Keimanan

 

Tapi,

Kini negeri ini berubah jadi negeri copet, maling dan rampok,

Bandit, makelar, pemeras, pencoleng, dan penipu

Negeri penyogok dan koruptor,

Negeri yang banyak omong,

Penuh fitnah kotor

Begitu banyak pembohong

Tanpa malu mengaku berdemokrasi

Padahal dibenak mereka mutlak dominasi uang dan materi

Tukang dusta, jago intrik dan ingkar janji

 Baca Juga: Kumpulan Puisi Sapardi Djoko Damono, Indah dan Penuh Makna

Kini

Mobil, tanah, deposito, dinasti, relasi dan kepangkatan,

Politik ideologi dan kekuasaan disembah sebagai Tuhan

Ketika dominasi materi menggantikan tuhan

 

Kini

Negeri kita

penuh dengan wong edan, gendeng, dan sinting

Negeri padat, jelma, gelo, garelo, kurang ilo, manusia gila

kronis, motologis, secara klinis nyaris sempurna, infausta

 

Jika penjahat-penjahat ini

Dibawa didepan meja pengadilan

Apa betul mereka akan mendapat sebenar-benar hukuman

Atau sandiwara tipu-tipuan terus-terus diulang dimainkan

Divonis juga tapi diringan-ringankan

Bahkan berpuluh-puluh dibebaskan

Lantas yang berhasil mengelak dari pengadilan

Lari keluar negeri dibiarkan

Dan semuanya itu tergantung pada besar kecilnya uang sogokan

 

Di Republik Rakyat Cina,

Koruptor

Dipotong kepala

Di kerajaan arab saudi,

Koruptor

Dipotong tangan

Di Indonesia,

Koruptor

Dipotong masa tahanan

 Baca Juga: Kumpulan Puisi Tentang Guru Paling Menyentuh Hati, Cocok Untuk Memperingati Hari Guru Nasional

Kemudian berhanyutanlah nilai-nilai luhur luar biasa tingginya

Nilai Keimanan, kejujuran, rasa malu, kerja keras, tenggang rasa, pengorbanan,

Tanggung jawab, ketertiban, pengendalian diri,

Remuk berkeping-keping

Akhlak bangsa remuk berkeping-keping

Dari barat sampai ke timur

Berjajar dusta-dusta itulah kini Indonesia

Sogok Menyogok menjadi satu,

Itulah tanah air kita Indonesia

 

Kami muak dan bosan

Muak dan bosan

Kami

Sudah lama

Kehilangan kepercayaan.

Itu tadi puisi karya Taufik Ismail yang sudah dikenal oleh publik.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler