RINGTIMES BANYUWANGI – Markas Besar Polisi RI (Mabes Polri) telah diserang oleh seorang wanita yang diduga teroris dan simpatisan ISIS pada Rabu, 31 Maret 2021 kemarin.
Penyerangan teroris di Mabes Polri ini sontak membuat gempar dan mendapatkan kecaman publik.
Pelaku diketahui membawa senjata api dan sempat terlibat baku tembak dengan aparat kepolisian yang bertugas di Mabes Polri.
Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!
Akhirnya, pelaku teroris yang merupakan seorang wanita ini ditembak mati oleh aparat.
Mengetahui kabar ini adanya penyerangan di Mabes Polri, artis sekaligus youtuber asal Indonesia Deddy Corbuzier turut memberikan komentar.
Melalui kanal Youtubenya, Deddy Corbuzier menyoroti senjata api atau pistol yang dibawa dan digunakan oleh pelaku teroris tersebut untuk mengancam aparat.
Baca Juga: Febri Diansyah Tanggapi Soal KLB yang Ditolak Pemerintah, Netizen: Punya Malu Harusnya Mundur
Baca Juga: Deddy Corbuzier Soroti Senjata Aksi Terorisme: Ini Pistol Mainan, Kena Orang Gak Mati
Deddy Corbuzier menilai bahwa pistol yang dibawa oleh pelaku adalah pistol senjata Air Soft Gun.
“Jadi kalo ini benar, artinya senjata yang dipakai itu adalah senjata Air Soft Gun,” tutur Deddy Corbuzier dari kanal YouTube Deddy Corbuzier.
Tak hanya mengungkap jenis senjata api yang dibawa teroris tersebut, Deddy Corbuzier turut menjelaskan secara spesifik Air Soft yang digunakan yaitu gasnya berbentuk tabung.
Baca Juga: KLB Kubu Moeldoko Ditolak, Mahfud MD Sebut Kisruh Demokrat Tak Lagi Urusan Pemerintah
Baca Juga: AHY Ucap Terima Kasih ke Presiden Jokowi, Ferdinand Sebut Itu Tak Perlu, Bijaklah!
Menurut Deddy Corbuzier, pistol yang digunakan pelaku tidak akan membuat orang ataupun aparat akan mati bila ditembak.
“Ini buat nembak orang tuh nggak akan mati, kecuali kalo kena mata, saya nggak tau, terus kalo Saya pakai baju seperti ini aja saya ditembak, ya nggak sakit, sakitlah paling biru atau berdarah, karena saya pernah ketembak sama yang ginian,” ucapnya.
Menariknya, Deddy Corbuzier mempertanyakan apakah pelaku mengetahui jenis senjata yang dibawa dan digunakannya tersebut.
Baca Juga: Akhirnya, Menhub Umumkan Aturan Mudik 2021 Besok 1 April 2021
Baca Juga: Kader PD: Moeldoko akan Diterima Jadi Anggota Demokrat dan Dibantu di Pilgub DKI
Deddy Corbuzier menilai itu adalah tindakan bodoh bila pelaku tak mengetahui senjata air soft yang digunakan untuk menyerang aparat Mabes Polri itu.
Tak hanya itu, Deddy Corbuzier turut menduga bahwa pelaku tersebut telah ditipu untuk melakukan hal itu.
Hal ini diketahui karena pelaku terlihat seperti bukanlah orang yang mengerti cara menggunakan senjata api untuk menyerang seseorang.
Baca Juga: Banyak Aksi Teror Terjadi, Jubir FPI Sebut Video Ledakan Bom Makassar Ada yang Memproduksi
Baca Juga: Misteri Sepucuk Surat Kuning Disamping Teroris, Mabes Polri Sempat Mencekam
Selain itu, pelaku berani masuk ke Mabes Polri, di mana Polisi memiliki banyak senjata dengan peluru yang tajam dari senjata yang dimilikinya.
Deddy Corbuzier juga menduga bahwa pelaku sudah dicuci otaknya oleh seseorang yang telah berhasil membohongi dan penipu pelaku, sehingga pelaku berani melakukan penyerangan ke Mabes Polri.
Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari berita Galamedia.Pikiran-Rakyat.com berjudul “Teroris Serang Mabes Polri, Deddy Corbuzier: Tindakan Bodoh, Pelaku Ditipu dan Dicuci Otaknya”
Baca Juga: Indonesia Gawat Teroris, Mabes Polri Diteror Setelah Gereja Katedral Makassar
Baca Juga: Indonesia Diteror Lagi, Mabes Polri Diserang Perempuan Terduga Teroris, Satu Orang Tewas
Diketahui sebelumnya, pada 31 Maret 2021, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melakukan konferensi pers untuk mengabarkan penyerangan Mabes Polri oleh seorang wanita teroris ini.
Jenderal Pol Listyo Sigit mengatakan bahwa pelaku penembakan di Markas Besar Kepolisian RI beraksi sendiri atau “lone wolf”.
Terduga teroris adalah seorang wanita berinisial ZA, berusia 25 tahun, berideologi radikal ISIS. ZA diketahui seorang mahasiswa Drop Out (DO) pada saat semester lima.
Kapolri lanjut menceritakan kronologis peristiwa penembakan yang terjadi sekitar pukul 16.30 WIB.
“Ia sempat meninggalkan (pos) namun kembali dan melakukan penembakan sebanyak enam kali. Dua kali ke arah pos jaga dan dua kali di luar dan menembak lagi ke anggota yang di belakang,” kata Listyo menegaskan ***(Gina Sonia/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)