Istana Temui Oposisi Partai Islam, Rocky Gerung: Menganggap Memusuhi Politik Islam

16 April 2021, 15:02 WIB
Rocky Gerung menyoroti Istana yang bertemu dengan koalisi membahas berbagai persoalan. /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

RINGTIMES BANYUWANGI – Rocky Gerung kerap mengkritik acara Istana dalam menampilkan citra Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Ada banyak hal yang dinilai Rocky Gerung salah langkah dari tindakan Istana negara dalam hal pemerintahan.

Baru-baru ini, isu mengenai adanya koalisi partai Islam turut memancing komentar dari Rocky Gerung.

Baca Juga: Ramalan Shio Bulan Mei 2021 yang Akan Sukses dan Kaya Raya

Hal itu disampaikan Rocky Gerung dalam kanal Youtube pribadinya yakni Rocky Gerung Official dalam perbincangannya bersama Hersubeno Arief selaku jurnalis senior.

Isu adanya Reshuffle kabinet pada periode kedua masa kepemimpinan Presiden Jokowi disebut menjadi pemantik dari segala isu politik muncul belakangan ini.

Salah satu fenomena politik yang menarik adalah saat kedua partai Islam bertemu dan menyetujui berbagai hal.

Dari informasi yang beredar, pertemuan antara PPP dan PKS membicarakan soal kesepakatan untuk menjaaga NKRI serta membahas Rancangan Undang- Undang Minuman Keras (Miras).

Baca Juga: Bisakah Orang yang Sudah Meninggal Mendatangi Kita di Dalam mimpi? Berikut Penjelasannya

Pertemuan kedua partai tersebut disebutkan tak akan terjadi jika tak ada restu dari Istana. Kemudian rencana dari PAN yang tengah sibuk memutuskan untuk bergabung pada kabinet Presiden Jokowi juga menjadi fenomena politik yang menarik yang disoroti Rocky Gerung.

Rocky Gerung menilai jika apa yang dilakukan berbagai partai Islam tersebut terjadi karena dilema.

“Saya melihat baik PAN maupuk PKS itu mengalami dilema sebagai partai berbasis Islam, menganggap secara umum bahwa kekuasaan kali ini memusuhi politik Islam,” kata Rocky Gerung menanggapi berbagai fenomena politik belakangan sesuai dengan yang dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal Youtube Rocky Gerung Official pada 16 April 2021.

Menurutnya, hal itu membuat pihak sadar jika kesempatan itu digunakan supaya ada portofolio Islam di dalam kabinet.

“Dalam keadaan mulai mengalami krisis legitimasi, mereka yang disebut sebagai partai Islam yang kecil seperti PAN apalagi PPP menganggap ada kesempatan terbuka untuk dirinya mengkonsolidasi sendiri,” katanya.

Baca Juga: 4 Bisnis yang Mudah Dijalani dan Minim Pesaing

Rocky Gerung juga menyoroti fenomena saat PPP bertandang ke PKS untuk membahas masalah tertentu sedangkan PKS adalah partai oposisi dalam politik kekuasaan yang sedang berlangsung.

“Jadi Istana mengunjungi oposisi, kan itu sinyal yang bagus tuh, kita lihat apakah itu PPP mau membunjuk oposisi untuk masuk ke istana atau PPP yang mau bergabung dengan oposisi,” katanya.

 

Menurutnya, tak mungkin jika PKS mau untuk masuk dan bergabung dengan Istana. Kemudian keputusan PAN untuk bergabung atau tidaknya dengan kabinet kekuasaan kali ini dinilai terjadi karena adanya critical mess.

“Jadi ada critical mess di dalam partai, itu yang menyebabkan ya mendua, bingung mau masuk apa nggak masuk (dalam kabinet),” pungkas Rocky Gerung.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler