Angkatan Laut Asing Sebut Usia KRI Nanggala Bisa Jadi Penyebab Kapal Hilang Kontak

23 April 2021, 13:43 WIB
KRI Nanggala yang hilang kontak mendapat sorotan dari luar negeri, salah satunya menyebutkan bahwa usia KRI Nanggala bisa jadi pennyebabnya /Foto: ANTARAFOTO/M RISYAL HIDAYAT/

RINGTIMES BANYUWANGI – Kapal selam KRI Nanggala dengan awak kapal sejumlah 53 orang dilaporkan hilang kontak pada Rabu (21/4).

Hingga saat ini pencarian kapal selam tersebut masih terus dilakukan. Sebelumnya pejabat pertahanan negara mengatakan bahwa kapal tersebut itu mengalami gangguan listrik selama penyelaman.

Akibatnya kapal kehilangan kendali dan tidak bisa muncul kembali ke permukaan. Diperkirakan kapal telah tenggelam hingga kedalaman 600 hingga 700 meter.

Hilangnya KRI Nanggala membuat negara-negara tetangga seperti Australia dan Singapura segera memberikan bantuan penyelamatan.

Baca Juga: Baca Dzikir Nabi Ayyub Sebanyak 33 Kali, Niscaya Allah Sembuhkan Segala Penyakit

Tidak hanya itu, penyebab hilangnya KRI Nanggala juga menjadi sorotan. Hal ini dikemukakan oleh Pensiunan Angkatan Laut Luar Negeri, seperti yang dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Theguardian pada 23 April 2021.

James Goldrick adalah seorang pensiunan laksamana muda dan sejarawan Angkatan Laut. Dia mengatakan bahwa usia kapal bisa menjadi faktor penyebabnya.

Seperti yang diketahui, kapal selam KRI Nanggala dibuat di Howaldtswerke-Deutsche Werft  Jerman pada tahun 1977, dan secara resmi dioperasikan sebagai kapal Angkatan Laut pada tahun 1981.

Sehingga KRI Nanggala menjadi salah satu kapal selam tertua yang masih aktif.

Baca Juga: Kisruh Rumah Tangga Sule, Putri Delina Kena Imbas dan Sampaikan Pernyataan Mengejutkan

“Berusia 40 tahun benar-benar mulai mendorongnya,” katanya.

“Hampir tidak ada yang mengoperasikan kapal selam setua itu, kekhawatirannya disini adalah bahwa kapal tidak hanya mendekati usia 40 tahun, sebagai kapal aslinya, tetapi lamanya waktu sejak reparasi besar terakhir,” tambahnya.

KRI Nanggala terakhir kali direparasi pada tahun 2012, di Korea Selatan, yakni strukturnya diganti dan ditingkatkan.

Selain menanggapi penyebab kapal hilang kontak, dia juga mengatakan upaya penyelamatan kapal selam akan sangat sulit, terutama jika kapal-kapal itu benar-benar tenggelam ke dasar laut.

Baca Juga: Update Terkini: KRI Rimau Temukan Titik Magnet KRI Nanggala-402 di Perairan Bali Utara

Hanya sedikit tindakan yang bisa dilakukan jika kapal selam berada di area yang terlalu dalam.

Namun jika kapal benar-benar tenggelam, maka kemungkinan mengeluarkan kapal tersebut menjadi sangat kecil.

Bahkan Goldrick mengatakan bahwa untuk menemukan kapal selam itu sangat sulit.

Walaupun tumpahan minyak yang terlihat dekat dengan posisi menyelam terakhir memberikan beberapa indikasi mengenai posisi kapal.

Baca Juga: 7 Bahaya Membentak Anak, Sekali Bentakan Satu Milyar Sel Otak Rusak

“Minyak yang licin mungkin memberi indikasi dengan kondisi lingkungan, arus yang ada dan angin, Anda bisa melacak kembali ke posisi yang mungkin, tapi itu sangat sulit,” ujarnya.

Sampai saat ini Angkatan Laut Indonesia telah mengerahkan semua kapal yang dilengkapi dengan perangkat bawah air untuk membantu misi pencarian dan penyelamatan.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler