RINGTIMES BANYUWANGI – Penyanyi serta penulis lagu campursari, Didi Kempot telah dinyatakan meninggal dunia hari ini, Selasa, 5 Mei 2020.
Berbagai ucapan belasungkawa hadir dari berbagai kalangan termasuk seorang penulis ternama, Tere Liye.
Pada unggahan Facebook di Fanspage miliknya, Tere Liye menceritakan bagaimana Didi Kempot mengawali karirnya.
Baca Juga: AMBYAR, Berikut Ucapan Terakhir Didi Kempot Setelah Konser Terakhirnya
Penyanyi kondang tersebut awalnya menjadi pengamen di kota Solo di tahun 1980-an.
Sembari membawa ukulele dan kendang, almarhum mengelilingi jalanan kota Solo, kota kelahirannya.
Di penghujung 1990-an, karir Didi Kempot terus melesat.
Baca Juga: Didi Kempot Dijuluki Bon Jovi From Java Oleh Warga Negara Suriname
Tere Liye menceritakan bahwa pada waktu itu dirinya masih menjadi seorang mahasiswa dan lagu Stasiun Balapan sedang booming kala itu.
Dilansir PORTAL JEMBER dari Fanspage Tere Liye di Facebook, Tere Liye mengaku tidak tahu bahasa Jawa dan mencari tahu apa arti dari lirik yang ada di lagu Stasiun Balapan.
“Aduh, ini lagu pas sudah. Sesuai genrenya, sesuai musiknya, dan sesuai liriknya. Semua serba pas dan sesuai, maka tak heran jadi ngetop sekali. Bahkan bagi yang tidak ngerti blas artinya, tetap bisa nyanyi,” ungkap Tere Liye dalam tulisannya untuk mengenang almarhum.
Baca Juga: HMJ BKMS Universitas Jember Gelar Talkshow Perihal Wabah Penyakit PES
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Ikut Berduka, Tere Liye Sebut Didi Kempot Pekerja Seni yang Produktif
Tere Liye mengungkapkan rasa sedihnya saat mendengar berita duka meninggalnya yang datang dari pekerja seni yang hebat ini.
“Kalian tahu apa yang paling spesial dari Pak Didi Kempot? Dia produktif. Tak kurang seratus lebih lagu yang pernah dia buat. Maka jika kalian tahu 1-2 lagunya, beliau masih punya seratus lainnya. Fantastis,” tulis Tere Liye di postingannya.
Tere Liye juga menambahkan bahwa Indonesia kehilangan pekerja seni yang tak akan tak akan mudah dilupakan dan entah siapa yang akan menggantikannya.
Baca Juga: Cek Fakta: Pesawat Pengebom AS Terbang du Laut China Selatan
Penulis buku “Negeri Para Bedebah” ini juga mengatakan bahwa karya Didi Kempot akan tetap dikenang hingga puluhan tahun.
“Terima kasih. Sungguh terima kasih telah menemani kami dalam malam – malam galau, hari – hari pencarian, bahkan saat menulis sajak2 masa itu. Itu semua spesial sekali. Meski Pak Didi Kempot tidak akan tahu siapa saja fansnya. Kami minta maaf jika sebagai fans, kami tidak bisa membalas, menghargai dengan lebih baik lagi karya2mu,” imbuhnya.
Di akhir postingannya, Tere Liye menuliskan lirik lagu “Stasiun Balapan” sebagai penutup :
Baca Juga: Tidak ada yang Menduga, Beginilah Pesan Terakhir Didi Kempot
Ning stasiun balapan
Kuto solo sing dadi kenangan
Kowe karo aku
Naliko ngeterke lungamu
Ning stasiun balapan
Kuto Solo sing dadi kenangan
Kowe karo aku
Ra kroso netes eluh ning pipiku
Da a... Dada sayang
Da... Slamat jalan
Baca Juga: Cek Fakta : Selasa, 5 Mei 2020 Total Lebih dari 3,6 Juta Kasus Positif
Reff :
Janji lungo mung sedelo
Jare sewulan ra ono
Pamitmu naliko semono
Ning stasiun balapan solo
Jare lungo mung sedelo
Malah tanpa kirim warto
Lali opo pancen nglali
Yen eling mbok enggal bali
Baca Juga: Hingga Agustus, Kematian Covid-19 di AS Diprediksi 135 Ribu Kasus
Di postingan Facebook Tere Liye tersebut, banyak netizen yang berkomentar dan juga mengucapkan belasungkawa.(Penulis: Galih Ferdiansyah)