Donald Trump Digeser, Begini Bunyi Rekaman Panggilan Obama yang Bocor

10 Mei 2020, 15:15 WIB
Barack Obama.* /GETTY IMAGES/

RINGTIMES BANYUWANGI - Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam keras penggantinya Donald Trump atas responnya terhadap krisis virus corona di AS.

Bahkan Dalam rekaman yang bocor pada panggilan konferensi dengan 3.000 mantan pejabat yang pernah bertugas semasa pemerintahannya, Barack Obama juga menyerukan untuk mendukung calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, yang mencoba untuk menggeser Donald Trump dalam pemilihan 3 November.

Dalam Rekaman yang bocor tersebut pertama kali dikonfirmasi dan dibenarkan oleh pihak Yahoo News kepada Reuters.

Baca Juga: Cek Fakta: 9 Fakta Mengenai Korban Pembunuhan Elvina di Sumut

Sumber Berjudul: Rekaman Panggilan Bocor, Obama Sebut Virus Corona di AS Kacau hingga Upaya Menggeser Donald Trump

Barack Obama mengatakan pemilihan Presiden nanti akan sangat penting dan bukan hanya mementingkan individu atau partai politik belaka.

“Sangat penting karena apa yang akan kita perjuangkan bukan hanya individu atau partai politik tertentu," katanya dikutip RINGTIMES BANYUWANGI  dari Reuters.

Tak hanya berbicara soal pemilhan Presiden, Barack Obama melalui rekaman yang bocor tersebut berpendapat penanganan virus corona di AS sangatlah kacau di bawah pemerintahan Donald Trump.

Baca Juga: Sakit Tak Kunjung Sembuh, Kakek Asal Banyuwangi ini Nekat Bunuh Diri

"Apa yang kami lawan adalah tren jangka panjang di mana menjadi egois, menjadi suku, terpecah, dan melihat orang lain sebagai musuh - yang telah menjadi dorongan kuat dalam kehidupan Amerika," kata Obama.

"Itu akan menjadi buruk bahkan dengan pemerintahan yang terbaik. Ini benar-benar bencana yang kacau ketika pola pikir 'apa untungnya buat saya' dan 'tidak penting dengan orang lain', ketika pola pikir itu dioperasionalkan dalam pemerintahan kita," kata Barack Obama.

Sementara itu pihak Gedung Putih mengatakan bahwa kejadian saat ini belum pernah dialami di masa-masa sebelumnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Baru Kantongi Surat Kuasa, Setelah Beri Info Ke Awak Media

Bagaimana situasi virus corona di AS?

Lebih dari 77.000 orang kini telah meninggal dan AS dan memiliki 1,2 juta kasus yang dikonfirmasi serta jumlahnya merupakan yang tertinggi di dunia.

Banyak negara bagian telah melakukan langkah lockdown sejak bulan Maret lalu. Hanya saja saat ini pembatasan yang dilakukan membuat orang-orang kembali bisa bekerja.

Tetapi pejabat kesehatan memperingatkan ini dapat menyebabkan virus menyebar lebih jauh.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Surabaya Kembali Meledak Setelah Dinyatakan Nihil

Pendekatan Donald Trump terhadap pandemi telah terombang-ambing. Pada bulan Februari ia menolak ancaman itu, mengatakan itu akan hilang, tetapi pada pertengahan Maret ia mengakui tingkat keparahannya.

Pada bulan April ia menyarankan bahwa menelan disinfektan bisa menjadi pencegahan - sesuatu yang segera ditolak oleh para ahli.

Pekan lalu dia mengumumkan akan menutup gugus tugas virus corona pemerintahnya, tetapi kemudian mengatakan akan melanjutkan - tetapi fokus pada pembukaan kembali ekonomi.(Penulis:  Sophia Tri Rahayu) 

Baca Juga: Innalillahi, Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal Dunia

 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler