Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals berbicara soal politik, terkait pemilihan presiden.
Iwan Fals yang bernama asli Virgiawan Listianto itu mempertanyakan soal boleh atau tidaknya jika Presiden Jokowi ikut kembali dalam pemilihan presiden atau Pilpres untuk menjadi calon wakil presiden di pemilihan selanjutnya.
Kemudian Iwan Fals juga menyinggung nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok dan Rocky Gerung.
Baca Juga: Bukan Belanjaan, Kotak-kotak Oranye Ini Berisi Bantuan untuk Korban Banjir di Subang dan Karawang
Iwan Fals mengatakan bahwa jika Presiden Jokowi boleh maju dalam pemilihan presiden selanjutnya, maka Ahok dan Rocky Gerung bisa menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres yang akan datang.
“Eng ing eng...hmm kan Cuma boleh 2x ya, tapi kalo mau maju jadi wakil presiden boleh enggak, cari presidennya siapa gitu, Ahok atau Rocky Gerung umpamannya,” tulis Iwan Fals pada akun Twitter pribadinya @iwanfals, Minggu 21 Februari 2021.
Pernyataan Iwan Fals ini seiring dengan pernyataan Pengamat Politik, Ujang Komarudin yang menganggap bahwa terdapat pihak yang menginginkan Jokowi kembali maju di Pilpres tahun 2024.
Baca Juga: Dianggap Hina Jokowi, Rocky Gerung Kebanjiran Caci Maki: Anies Silahkan Tangani Cebong-cebong Itu
Baca Juga: Diisukan Jadi Kadrun Baru yang Tidak Tamat SMP, Susi Pudjiastuti: Salah Besar
Menurut Ujang Komarudin, pihak tersebut datang dari pihak yang takut kehilangan jabatannya di istana.
Ujang juga menilai bahwa hal tersebut tidak baik alias buruk bagi iklim demokrasi di Indonesia.
Artikel ini sudah diterbitkan sebelumnya di Galamedia dengan judul Jokowi Didesak Maju Jadi Presiden untuk Ketiga Kalinya, Iwan Fals Singgung Nama Ahok dan Rocky Gerung
Menurut Ujang, ada alasan mengapa jabatan presiden hanya dibatasi maksimal dua tahun. Hal ini agar tidak terjadi kasus korupsi.
Baca Juga: Ramalan Mbak You Kembali Terbukti, Skandal Perselingkuhan Artis Alim Inisial ‘S’
Baca Juga: Rocky Gerung Dilaporkan ke Polisi: Saya Gak Bilang Otak Jokowi, tapi Otak Presiden
Ujang Komarudin menyebut bahwa jika seseorang memegang kekuasaan dalam waktu yang lama, maka seseorang tersebut kemungkinan akan cenderung melakukan korupsi.***(Dharma Anggara/Galamedia)
