12 Ciri Suami Durhaka Terhadap Istri Menurut Islam, Salah Satunya Menelantarkan Istri

- 26 Maret 2021, 18:32 WIB
Ilustrasi tanda suami yang durhaka terhadap istrinya.
Ilustrasi tanda suami yang durhaka terhadap istrinya. /Instagram @Pengantinbaru/

RINGTIMES BANYUWANGI – Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 34 disebutkan, bahwasanya kaum lelaki (suami) adalah pemimpin.

Akan tetapi tak jarang kita dengar dan saksikan hadirnya seorang suami yang mendurhakai istrinya.

Daripada melindungi, mereka justru memilih tindakan atau perbuatan yang dalam islam digolongkan ke dalam perbuatan dzalim.

Perbuatan-perbuatan suami yang durhaka terhadap istri adalah sebagai berikut sebagaimana dilansir oleh Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal YouTube Doa Pedia pada 26 Maret 2021.

Baca Juga: 10 Ciri Istri Durhaka Terhadap Suami, Salah Satunya Tidak Suka Terhadap Keluarga Suami

Baca Juga: 13 Tanda Wanita yang Sudah Dinikahi oleh Jin, Seperti Mudah Lelah

1. Menelantarkan dan tidak memberikan nafkah terhadap istrinya

Rasullah SAW bersabda yang artinya:

“Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orng yang menjadi tanggung jawabnya.”

Baca Juga: 5 Sikap Seorang Istri yang Menjadi Idaman Suami

Baca Juga: Doa Agar Memuaskan Istri di Ranjang, Suami Wajib Baca

Baca Juga: 5 Perilaku Istri yang Didambakan Suami, Sosok yang Dekat dengan Surga

2. Melimpahkan tanggung jawab suami terhadap istrinya

Jika tanggung jawab menjadi suami sebagai pemimpin diambil alih oleh istri, maka tentu saja kewajiban suami akan hilang.

Dan hal itu akan menjerumuskan istri pada perbuatan durhaka pada suami.

3. Tidak memberikan tempat tinggal yang layak kepada istri

Jika seorang suami hendak menceraikan istrinya, maka harus menyediakan tempat tinggal yang aman dan layak.

Kewajiban yang lain seorang suami yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa ia harus tetap memberikan nafkah kepada istri yang ia cerai.

4. Tidak mau melunasi mahar

Jika seorang suami yang ketika menikah memberikan mahar, akan tetapi mahar tersebut belum terlunasi.

Dan bahkan suami tidak berniat untuk melunasinya. Maka itu berarti suami telah menipu istrinya dan ia akan mempertanggungjawabkan di akhirat.

5. Mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istri tanpa adanya keridhoan dari sang istri

Islam memandang mahar suatu perkawinan dengan tujuan untuk menghormati kedudukan istri.

Serta untuk pertanda atau kekuasaan seorang wanita atas laki-laki yang menikahinya.

Seorang pria yang apabila ia berniat menceraikab istrinya lalu meminta tau mengambil kembali mahar.

Yang telah diberikannya kepada sang istri tanpa adanya keridhoan dari istri, maka itu adalah perbuatan yang tercela.

Dan Allah tidak menyukai perbuatan tersebut.

6. Menyetubuhi istri sedang dalam keadaan Haid atau melalui dubur

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 222 telah dijelaskan tentang dilarangnya seorang suami yang menggauli istri sedang haid yaitu:

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid, Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran ‘Oleh sebab itu hendklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Sementara larangan menyetubuhi istri lewat dubur adalah berdasarkan sabda Rasullah SAW yang artinya:

“Istri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian dimana dan kapan saja kalian hendki, ‘(selanjutnya beliau bersabda: “Datangilah dari depan atau belakang, tetapi jauhilah dubur dan ketika haid”)” (HR. Tarmidzi).

7. Menuduh istri berzina tanpa bukti yang kuat

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut:

“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina) paahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain mereka sendiri. Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa Ia’nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. An-Nuur ayat 6-7).

8. Menganiaya serta merendahkan martabat istri

Rasullah melarang para suami untuk menyakiti serta menjelek-jelekkan, atau bahkan membanding-bandingkan.

Dengan menggunakan kata-kata dan ucapan yang bertujuan untuk merendahkan martabat sang istri.

Baik dihadapannya sendiri maupun orang lain.

9. Memeras dan mengajak istri untuk berbuat dosa

Seorang suami haruslah selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk istrinya dan anak-anaknya.

Seperti mengajari dan mengajak mereka untuk sholat, mengaji atau melakukan hal-hal yang dapat memberikan motivasi.

Seorang suami yang memeras istri dan memaksakan untuk berbuat dosa maka diakhirat kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban.

Atas apa yang ia lakukan tersebut.

10. Selalu mencurigai dan berusaha mencari-cari kesalahan istri

Selalu curiga terhadap istri terhadap apa-apa yang diperbuat oleh istri adalah sifat yang kurang baik.

Ketika seorang suami curiga terhadap istrinya maka ia akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan istrinya.

Hal itu akhirnya akan menimbulkan percekcokan antara keduanya.

11. Membeberkan rahasia hubungan dengan sang istri

Hubungan suami istri adalah hal yang rahasia, tidak ada seorangpun selain keduanya yang boleh mengetahuinya.

Jika ada seorang suami yang membeberkan bagaimana hubungan dengan istrinya maka itu hal yang melecehkan dan merendahkan sang istri.

12. Menceraikan istri tanpa adanya alasan yang dibenarkan syar’i

Seorang suami yang sudah bosan dengan istri karena berbagai alasan, seperti memiliki wanita idaman lain.

Bisa saja selalu berusaha mencari-cari jalan agar ia segera dapat bercerai dengan istrinya.

Semoga bermanfaat, dan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah