Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Pemerintah sebelumnya telah menetapkan Masjid Istiqlal diperbolehkan menggelar Sholat Ied Fitri dengan kapasitas 10 persen saja.
Total dari 10 persen kapasitas di Masjid Istiqlal yang sebelumnya diizinkan pemerintah ialah 25 ribu jamaah.
Namun kini pemerintah menetapkan larangan menyelenggaraan sholat Ied Fitri 1442 H secara menyeluruh termasuk di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari NU Online pada 12 Mei 2021, pihak masjid Istiqlal memilih meniadakan kegiatan sholat Idul Fitri karena dinilai sebagai langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Di India, 'si Kaya' Melarikan Diri dengan Jet Pribadi, 'si Miskin' Dihantui Tsunami Covid-19
Keputusan tersebut dinyatakan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof KH Nasaruddin Umar.
Ia menyebut hasil keputusan dipertimbangkan dari berbagai faktor internal dan eksternal.
"Setelah kami menganalisis perkembangan di internal dan eksternal Istiqlal maka kami memutuskan di dalam pertemuan rapat itu tadi Istiqlal kita tutup untuk kita menyelenggarakan shalat Idul Fitri," tuturnya.
Pertimbangan peniadaan sholat Ied Fitri karena situasi pandemi Covid-19 yang dikhawatirkan melonjak usai lebaran tahun 2021.
Baca Juga: Ahli Kesehatan India Sebut Kotoran dan Kencing Sapi Bisa Atasi Covid-19
Perkembangan Covid-19 di Jakarta belum juga menunjukkan tanda segera membaik sehingga potensi penularan terus terjadi meskipun jamaah sejumlah 25 ribu diperbolehkan melaksanakan sholat.
"Memang kita diberikan kesempatan untuk membuka 10 persen, tetapi 10 persen dari 250 ribu itu sama dengan berapa? Pasti kita nanti akan bertempat di satu titik temu, misalnya di pintu, tempat masuk, penitipan sandal,” kata Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mustasyar.
“Kita kan shalat di lantai 2, untuk melewati tangga yang sama, pulang-perginya juga sama," katanya.***
