Pasien Covid-19 Kasus 25 Dipastikan Meninggal di Bali

- 12 Maret 2020, 02:17 WIB
Petugas medis berada di sekitar ruang perawatan Nusa Indah yang dilengkapi dengan ruangan isolasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3/2020). Seorang WNA berusia 53 tahun yang merupakan pasien positif COVID-19 yang diidentifikasi sebagai pasien nomor 25 meninggal dunia pada Rabu (11/3) dini hari di RSUP Sanglah. */
Petugas medis berada di sekitar ruang perawatan Nusa Indah yang dilengkapi dengan ruangan isolasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3/2020). Seorang WNA berusia 53 tahun yang merupakan pasien positif COVID-19 yang diidentifikasi sebagai pasien nomor 25 meninggal dunia pada Rabu (11/3) dini hari di RSUP Sanglah. */ /ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym

RINGTIMES – Teka-teki di mana lokasi meninggalnya satu pasien COVID-19 kasus 25 di Indonesia akhirnya terkuak.

Warga negara asing (WNA) kasus 25 dinyatakan telah meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali pada Rabu (11/3/2020) pukul 02.45 wita.

"Saya informasikan bahwa tadi pukul 02.45 wita, salah satu WNA yang berada dalam status pengawasan terkait COVID-19 meninggal dunia di RSUP Sanglah," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, saat jumpa  pers di Denpasar, Rabu.

Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, ia menjelaskan pasien berjenis kelamin wanita itu berumur 53 tahun.

Pasien Kasus 25 masuk ke RS Sanglah pada 9 Maret 2020, kemudian dilakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang sangat ketat.

Baca Juga: Tidak Ingin Bergantung pada Orang Lain, Inilah 6 Zodiak Yang Independen

"Pasien ini didiagnosa menderita penyakit diabetes mellitus atau gula ya, kemudian hipertensi atau darah tinggi, hiperteroid, kemudian penyakit paru-paru menahun, dan yang kelima dalam pengawasan COVID-19," katanya.

Dewa Made Indra menegaskan bahwa warga asing tersebut didiagnosa memiliki empat penyakit bawaan yang sudah cukup lama, yaitu diabetes mellitus, hipertensi, hipertiroid dan penyakit paru-paru menahun.

"Karena gejala-gejalanya dekat dengan penyakit yang sedang berkembang sekarang maka dia juga dalam pengawasan COVID-19," ucapnya.

Setelah mengetahui kondisi pasien tersebut, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga pasien yaitu suaminya yang berada di Bali.

Baca Juga: Penipuan Berkedok Investasi Semakin Marak, Ini dia Ciri-cirinya!

Konferensi pers terkait penanganan virus corona oleh Sekda Provinsi Bali didampingi Kadiskes Bali di Ruang Rapat Sekda Provinsi Bali, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, pada Rabu, (11/3/2020).*/
Konferensi pers terkait penanganan virus corona oleh Sekda Provinsi Bali didampingi Kadiskes Bali di Ruang Rapat Sekda Provinsi Bali, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, pada Rabu, (11/3/2020).*/ ANTARA/Ayu Khania Pranisitha


"Dari hasil komunikasi itu disepakati bahwa yang meninggal ini dikremasi di Pemakaman Mumbul tadi pukul 12.30 Wita. Karena pasien ini berada dalam pengawasan, maka penanganan jenazahnya juga dilakukan sesuai dengan protap penanganan jenazah untuk orang yang terinfeksi penyakit menular," jelas Dewa Made Indra.

Ia mengatakan khusus Kasus 25 yang meninggal ini, belum mendapatkan hasil tes laboratorium terkait COVID-19, bahkan Kadiskes Provinsi Bali sudah mencoba kontak dengan Jakarta yaitu Kementerian Kesehatan, khususnya dengan Dirjen P2P sebagai juru bicara untuk penanganan virus COVID-19 bahwa pasien yang meninggal ini masuk dalam penjelasan sebelumnya yaitu kasus nomor 25 yang positif COVID-19.

"Kita sudah tracing masuk ke Bali 29 Februari 2020, kemudian 3 Maret 2020 mulai demam, oleh keluarganya yaitu suaminya diantar ke salah satu rumah sakit swasta.

Namun, suaminya sudah mengatakan bahwa istrinya ini memang menderita beberapa penyakit tersebut, dengan demikian memudahkan tim dokter untuk melakukan penanganan karena penyakit bawaan," katanya.

Baca Juga: Meski COVID-19 Masih Merebak, NASA Pastikan Penerbangan Luar Angkasa Tetap Aman

Setelah ditangani di rumah sakit swasta dari 3 Maret sampai 8 Maret belum menunjukkan tanda-tanda lebih sehat maka dirujuk ke Rumah Sakit Umum Sanglah.

"Setelah itu ditangani di Rumah Sakit Sanglah mulai 9 Maret 2020," jelasnya.

Ia menjelaskan dari hasil kontak tracingnya itu ditemukan 21 orang yang menjalin komunikasi dari titik pasien mulai baru datang sampai titik di rumah sakit.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x