Mengharukan, Kisah Dokter Positif Corona yang Tak Dapat Rumah Sakit

- 20 April 2020, 20:25 WIB
Seorang dokter menunjukkan alat tes swab virus Corona berupa Polymerase Chain Reaction diagnostic kit (PCR) di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin 6 April 2020.
Seorang dokter menunjukkan alat tes swab virus Corona berupa Polymerase Chain Reaction diagnostic kit (PCR) di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin 6 April 2020. /- Foto: ANTARA /M Risyal Hidayat/wsj/am.

Dokter Sagiran pemilik Rumah Sakit Nur Hidayah di Desa Trimulyo, Jetis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta itu panik ketika mendapati kondisi tiga pasiennya memburuk pada akhir Maret lalu.

Dua di antaranya menderita pneumonia, seorang lagi belum diperiksa tapi kondisinya sudah kritis. Kemudian Sagiran mulai mengontak rumah sakit rujukan Covid-19 satu per satu.

Dari 23 rumah sakit yang ia hubungi, tak satupun yang mau menerima pasien Sagiran. Alasannya beragam, dari kamar penuh hingga meminta Sagiran menegakkan diagnosis bahwa pasien tersebut terindikasi menderita Covid-19

Sagiran bingung karena kondisi pasiennya sudah darurat dan mesti ditangani secepatnya. Karena tak tahu harus melarikan pasiennya ke mana, Sagiran mengunggah video berisi permintaan kepada para pejabat daerah agar membantu pasiennya mendapatkan ruang perawatan yang layak.

Video itu viral. Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Yogyakarta Joko Murdiyanto langsung menelepon Kepala Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta. Ia meminta pasien Sagiran bisa dirawat di sana.

Baca Juga: Soal Ruang Guru, Rocky Gerung Sebut Kasus Ini Seperti Sebaran Corona

Dua pasien akhirnya bisa masuk RSUP Sardjito, satu dari 23 rumah sakit yang sebelumnya dikontak Sagiran. Seorang lagi dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sleman.

Namun dua pasien yang dirujuk ke RSUP Sardjito meninggal beberapa jam setelah dipindahkan. Sagiran, yang juga Ketua IDI Cabang Bantul itu menyebut sistem rujukannya berbelit-belit dan ia ngeri kalau mau merujuk pasien lagi.

Kepala Bagian Humas dan Hukum RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan membantah jika rumah sakitnya disebut menolak pasien Sagiran. Ia beralasan, saat itu rumah sakit perlu menyiapkan sarana. Menurut Banu, jangan sampai pasien dirujuk tapi rumah sakit belum siap.

Joko membenarkan kabar bahwa proses rujukan memang bermasalah. Setelah kejadian itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Kesehatan setempat bersepakat merapikan proses rujukan, sehingga tak ada lagi pasien yang dirujuk menemukan masalah.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah