Turut Berduka, Tere Liye Sebut Didi Kempot Pekerja Seni yang Produktif

- 5 Mei 2020, 12:57 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI – Penyanyi serta penulis lagu campursari, Didi Kempot telah dinyatakan meninggal dunia hari ini, Selasa, 5 Mei 2020. 

Berbagai ucapan belasungkawa hadir dari berbagai kalangan termasuk seorang penulis ternama, Tere Liye. 

Pada unggahan Facebook di Fanspage miliknya, Tere Liye menceritakan bagaimana Didi Kempot mengawali karirnya.

Baca Juga: AMBYAR, Berikut Ucapan Terakhir Didi Kempot Setelah Konser Terakhirnya

Penyanyi kondang tersebut awalnya menjadi pengamen di kota Solo di tahun 1980-an.

Sembari membawa ukulele dan kendang, almarhum mengelilingi jalanan kota Solo, kota kelahirannya. 

Di penghujung 1990-an, karir Didi Kempot terus melesat.

Baca Juga: Didi Kempot Dijuluki Bon Jovi From Java Oleh Warga Negara Suriname

Tere Liye menceritakan bahwa pada waktu itu dirinya masih menjadi seorang mahasiswa dan lagu Stasiun Balapan sedang booming kala itu.

Dilansir PORTAL JEMBER dari Fanspage Tere Liye di Facebook, Tere Liye mengaku tidak tahu bahasa Jawa dan mencari tahu apa arti dari lirik yang ada di lagu Stasiun Balapan. 

“Aduh, ini lagu pas sudah. Sesuai genrenya, sesuai musiknya, dan sesuai liriknya. Semua serba pas dan sesuai, maka tak heran jadi ngetop sekali. Bahkan bagi yang tidak ngerti blas artinya, tetap bisa nyanyi,” ungkap Tere Liye dalam tulisannya untuk mengenang almarhum.

Baca Juga: HMJ BKMS Universitas Jember Gelar Talkshow Perihal Wabah Penyakit PES

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Ikut Berduka, Tere Liye Sebut Didi Kempot Pekerja Seni yang Produktif

Tere Liye mengungkapkan rasa sedihnya saat mendengar berita duka meninggalnya yang datang dari pekerja seni yang hebat ini. 

“Kalian tahu apa yang paling spesial dari Pak Didi Kempot? Dia produktif. Tak kurang seratus lebih lagu yang pernah dia buat. Maka jika kalian tahu 1-2 lagunya, beliau masih punya seratus lainnya. Fantastis,” tulis Tere Liye di postingannya. 

Tere Liye juga menambahkan bahwa Indonesia kehilangan pekerja seni yang tak akan tak akan mudah dilupakan dan entah siapa yang akan menggantikannya.

Baca Juga: Cek Fakta: Pesawat Pengebom AS Terbang du Laut China Selatan

Penulis buku “Negeri Para Bedebah” ini juga mengatakan bahwa karya Didi Kempot akan tetap dikenang hingga puluhan tahun. 

 “Terima kasih. Sungguh terima kasih telah menemani kami dalam malam – malam galau, hari – hari pencarian, bahkan saat menulis sajak2 masa itu. Itu semua spesial sekali. Meski Pak Didi Kempot tidak akan tahu siapa saja fansnya. Kami minta maaf jika sebagai fans, kami tidak bisa membalas, menghargai dengan lebih baik lagi karya2mu,” imbuhnya.

Di akhir postingannya, Tere Liye menuliskan lirik lagu “Stasiun Balapan” sebagai penutup :

Baca Juga: Tidak ada yang Menduga, Beginilah Pesan Terakhir Didi Kempot

Ning stasiun balapan

Kuto solo sing dadi kenangan

Kowe karo aku

Naliko ngeterke lungamu

Ning stasiun balapan

Kuto Solo sing dadi kenangan

Kowe karo aku

Ra kroso netes eluh ning pipiku

Da a... Dada sayang

Da... Slamat jalan

Baca Juga: Cek Fakta : Selasa, 5 Mei 2020 Total Lebih dari 3,6 Juta Kasus Positif

Reff :

Janji lungo mung sedelo

Jare sewulan ra ono

Pamitmu naliko semono

Ning stasiun balapan solo

Jare lungo mung sedelo

Malah tanpa kirim warto

Lali opo pancen nglali

Yen eling mbok enggal bali

Baca Juga: Hingga Agustus, Kematian Covid-19 di AS Diprediksi 135 Ribu Kasus

Di postingan Facebook Tere Liye tersebut, banyak netizen yang berkomentar dan juga mengucapkan belasungkawa.(Penulis: Galih Ferdiansyah) 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x