Kunjungan Pariwisata ke Jawa Barat Tinggal 20 Persen, Akibat Covid-19

11 Juni 2020, 12:00 WIB
TEMPAT wisata Cukang Taneh atau yang lebih dikenal dengan nama Green Canyon di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.* /ECEP SUKIRMAN/PR/

RINGTIMES BANYUWANGI – Dampak pandemi virus Covid-19 sangat dirasakan pelaku pariwisata di Jawa Barat. Dengan kekayaan budaya dan alamnya, pariwisata sejatinya salah satu urat nadi perekonomian Jawa Barat.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat menyatakan bahw kunjungan wisatawan baik lokal dan mancanegara ke objek wisata yang ada di Provinsi Jawa Barat turun tinggal 20 persen akibat pandemi virus Covid-19 ini.

"Jadi tren itu terjadi merata dalam akumulasi di 27 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat. Hal serupa juga terjadi pada jumlah kunjungan wisata mancanegara yang turun 16 persen," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik di Bandung, Rabu 10 Juni 2020.

Baca Juga: Ratusan Demonstran Akan Datangi Dinas PU Banyuwangi Terkait Kasus Dugaan Korupsi

Dedi mengatakan, sektor industri pariwisata adalah sektor yang paling terdampak sejak pandemi virus Covid-19 terjadi dan sejumlah rencana pembangunan yang menjadi program strategis akan dilanjutkan pada tahun 2021.

"Di masa pandemi ini, kami sudah melakukan beberapa strategi mitigasi bencana di sektor pariwisata dengan beberapa pendekatan. Yaitu, tanggap darurat, pemulihan dan normalisasi. Tiga fase ini akan dilakukan," kata dia, seperti dikutip dari Antara.

Dia mengatakan masa tanggap darurat sudah dilakukan dengan cara refocussing anggaran dan masa pemulihan diharapkan bisa dimulai bulan Juni hingga berjalan sampai Desember 2020 dengan kewaspadaan dan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Habib Rizieq Minta Bangsa Indonesia Tidak Kaitkan Dosa dengan Keturunan PKI

Berita ini sebelumnya telah terbit di portal-jember.com dengan judul Terdampak Covid-19, Kunjungan Pariwisata ke Jawa Barat Tinggal 20 Persen

Ia mengatakan jika semua berjalan, maka tahap normalisasi bisa difokuskan pada Januari 2021.

"Sekitar seminggu kemarin survei ke lapangan, ada beberapa pemerintah daerah yang sudah menyiapkan teknis untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat hingga sanksi atau pembatasan kapasitas di tempat pariwisata dan lain lain," kata dia.

"Namun pembukaan pariwisata di beberapa daerah mungkin nanti setelah 14 juni bergantung pada tren kasus covid-19," lanjut Dedi.

Baca Juga: Malam yang Istimewa yaitu, Malam pada 10 Terakhir di Bulan Ramadhan

Menurut dia, objek wisata di Kabupaten Pangandaran sudah membuka tempat wisata pada 5 Juni 2020. Namun, ada banyak syarat yang harus dipenuhi yakni wisatawan yang masuk ke Pantai Pangandaran harus punya surat sehat dan "rapid test".

"Semua pelaksanaannya akan dievaluasi secara menyeluruh. Dan pola ini akan diadopsi oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut namun masih dalam pembahasan," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan Pemkab Subang masih belum memutuskan kapan pariwisatanya dibuka sedangkan di Kabupaten Bandung Barat baru memulai kesepakatan sanksi antarpelaku wisata dan bupati.

Baca Juga: Salad Khas Thailand Ala Restoran, Resep Cara Membuat Som Tam

Sementara itu, di lain pihak, rencana pembangunan sektor pariwisata yang menjadi program strategis di Jabar harus dihentikan sementara dan dilanjutkan pada tahun depan.
Pihaknya mencontohkan salah satu yang menjadi prioritas adalah pembangunan di Pangandaran.

"Di Pangandaran yang sedang berjalan pembangunannya, di 2021 diprioritaskan kembali untuk diselesaikan pembangunannya. Geopark Ciletuh di Sukabumi juga akan dilanjutkan di tahun 2021," kata dia(Hari Setiawan).

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler