Wisata Hutan De Djawatan di Banyuwangi, Disebut Sebagai Lord of the Rings Indonesia

10 April 2022, 02:30 WIB
Hutan De Djawatan acapkali disebut sebagai The Lord of the Ringsnya Indonesia. Berlokasi di Desa Purwosari, Banyuwangi. /Facebook/ Youdi Bali//

RINGTIMES BANYUWANGI – Pernahkah kalian mendengar film Lord of the Rings? Film yang banyak mengambil kawasan hutan yang lebat ditumbuhi tumbuhan epifit? Ternyata di Indonesia juga ada, yaitu Hutan De Djawatan. 

Hutan De Djawatan menawarkan pemandangan yang indah dan asri dari pepohonan rindang yang membuat tempat ini bersuasana sejuk.

Hutan De Djawatan yang berlokasi di Desa Purwosari, Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi ini memiliki luas sekitar 4 hektar dan memiliki koleksi yang berusia lebih dari 100 tahun.

Baca Juga: Nikmati Liburan hingga Kuliner Legendaris di Desa Wisata Tamansari Banyuwangi

Obyek wisata ini jaraknya sekitar 45 kilometer dari arah barat pusat kota Banyuwangi dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat paling lama sekitar 60 menit.

Hutan De Djawatan berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyuwangi Selatan.

Dilansir dari laman Indonesia.go.id pada Sabatu, 9 April 2022, menurut Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan Panca Putra Sihite, pohon-pohon trembesi di De Djawatan jumlahnya ratusan batang, sepertiganya berusia 100-200 tahun.

Baca Juga: Di Tengah Kelangkaan Minyak Goreng dan BBM, Kapolresta Banyuwangi Pastikan Stok Aman

Mayoritas didalamnya ditumbuhi oleh Pohon Trembesi menjadikan De Djawatan sekaligus menjadi daya tarik utama.

Trembesi dikenal sebagai pohon hujan karena kemampuan besarnya dalam menyerap air sehingga menyebabkan dahannya begitu lembab dan menjadi rumah paling nyaman bagi tumbuhan epifit, seperti jenis paku-pakuan.

Rumput-rumputan pun ikut tumbuh subur di sekitar trembesi. Tumbuhan bernama ilmiah Samanea saman tersebut tumbuh subur di De Djawatan dengan ketinggian 25-30 meter dari permukaan tanah.

Pohon trembesi berasal asli Amerika Selatan yang bersifat dapat cepat tumbuh membesar dengan karakteristik khas, yaitu belasan dahan pohonnya meliuk-liuk melebar membentuk kanopi atau payung.

Baca Juga: Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi Agendakan kegiatan Ramadhan, Adakan Santunan Yatim Hingga Kajian Fiqih

Ini adalah alasan terbesar pengunjung untuk datang berwisata ke kawasan sejuk yang resmi masuk dalam daftar obyek wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi sejak Juni 2018. 

Tiket Masuk dan Jam Operasional

Tiket masuk untuk mengunjungi De Djawatan dikenakan Rp5.000 per orang dan tarif delman sekitar Rp15.000 per orang.

Adapun untuk jam operasional yang dapat kalian kunjungi sebagai berikut:

Sabtu               08.00–17.00

Minggu            08.00–17.00

Senin               Tutup

Selasa              08.00–17.00

Rabu                08.00–17.00

Kamis              08.00–17.00

Jumat               08.00–17.00

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Wilayah Kabupaten Banyuwangi, 8 - 14 April 2022

Sering Disamakan dengan Latar Belakang Film The Lord of the Rings

Secara penampilan, De Djawatan lebat dengan banyaknya hutan trembesi ditambah kanopi alami beserta efipit yang mengingatkan pada film layar lebar The Lords of The Rings.

Padahal, film trilogy yang sangat terkenal itu mengambil latar belakang untuk syuting di kawasan hutan di Selandia Baru. Salah satunya Taman Nasional Kaitoke di North Island, Wellington.

Wah, jadi bangga ya ternyata keindahan alam Indonesia juga tak kalah cantik dengan luar negeri.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Sebuah Gedung di RS Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi Dilalap Si Jago Merah

Karena alasan itu pula, tak sedikit dari pengunjung yang menyebut De Djawatan sebagai hutan The Lords of The Rings dan kemudian foto-fotonya menjadi viral di media sosial pada 2017.

Semakin seringnya masyarakat yang mengunjungi kawasan sejuk ini pascaviral menjadi alasan pemerintah setempat menjadikannya sebagai obyek wisata alam.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler