Melihat Pasar Inovasi PKBM di Banyuwangi

9 Februari 2020, 00:56 WIB
PENGAMAT menilai tidak adanya cetak biru pendidikan yang jelas.* /KEMENDIKBUD/Dok. DPR

BANYUWANGI – Ratusan warga belajar (WB) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengikuti kegiatan Pasar Inovasi di Wisata Pinus Songgon pada Rabu (29/1/2020).

Kegiatan bertema Kompetisi Sehat Ala Dikmas tersebut diikuti oleh 34 PKBM se Kabupaten Banyuwangi. Masing-masing PKBM memamerkan inovasi yang berhasil mereka kembangkan.

Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat (Kabid Dikmas) Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dra Nuriyatus Sholeha mengatakan, Pasar Inovasi adalah sebuah ajang pameran kreatif PKBM yang menitik beratkan pada pengembangan keterampilan.

“Biasanya orang (dewasa) disuruh sekolah kan malas dan lebih memilih kerja. Jadi harus ada inovasi, tidak sekedar harus sekolah. Karena rata-rata orang putus sekolah itu kalangan kurang mampu, jadi harus ada program yang bisa menunjang penghasilan,” jelas Dra Nuriyatus Sholeha.

AntarPKBM saling berbagi pengalaman

Dalam kegiatan tersebut, tema kompetisi sehat ala Dikmas diaplikasikan sebagai ajang saling bertukar ilmu dan pengalaman.

Masing-masing PKBM memaparkan bagaimana program life skill bisa dijalankan. Seperti PKBM At-Taubah Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi yang memiliki program inovasi membatik, menjahit, elektro, dan pemanfaatan lahan non produktif.

Ketua PKBM At-Taubah, Sunaryo, menjelaskan, 400 warga belajar diberi kebebasan untuk memilih program inovasi yang diinginkan. Diharapkan, lanjutnya, setiap warga belajar akan memiliki keterampilan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita ajari warga belajar bagaimana dengan kemampuan seminim apapun bisa produktif. Kita maksimalkan kelompok belajar usaha. Kita sudah produksi batik setiap hari,” jelas Sunaryo.

Produk inovasi PKBM diterima pasar

Hasil produksi batik PKBM At-Taubah berhasil dipasarkan secara luas. Tingginya permintaan batik membuat warga belajar juga mendapat tambahan penghasilan.

“Kami juga menerima order pakaian batik yang dikerjakan oleh warga belajar yang memilih program menjahit,” ungkapnya.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Ketua PKBM Al-Hidayah, Dian Mulyasari yang memiliki program inovasi usaha rias pengantin.

Menurut Dian, warga belajar yang memilih program rias pengantin mulai banyak yang berprofesi sebagai asisten perias profesional.

“Saat ini banyak warga belajar yang mendapat penghasilan tambahan. Mereka banyak diajak perias pengantin untuk dijadikan asisten,” jelas Dian.

Dinas Pendidikan terus mendorong program inovasi usaha

Perkembangan PKBM di Banyuwangi akan terus didorong oleh Dinas Pendidikan setempat. Menurut Kabid Dikmas, Dra Nuriyatus Sholeha, pertumbuhan warga belajar di 34 PKBM mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Tingginya minat masyarakat untuk belajar di PKBM tidak lepas dari kebijakan memunculkan program inovasi. “Yang menjadi daya tarik masyarakat adalah mereka tidak hanya sekedar sekolah, tapi juga mendapat keterampilan dan bisa memperoleh penghasilan,” pungkasnya. (DEF/NRP)

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler